
Penulis: A. Kholiqul Amin
blokBojonegoro.com - Indonesia Emas 2045 kerap didengungkan sebagai cita-cita besar ketika bangsa ini merayakan seratus tahun kemerdekaannya. Visi itu menggambarkan sebuah negara maju dengan sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan berdaya saing global. Namun di balik berbagai strategi pembangunan, ada satu pondasi yang kerap luput dari perhatian, yakni kemampuan matematika dan literasi numerasi. Tanpa keduanya, mimpi menuju Indonesia Emas bisa menjadi sekadar wacana.
Matematika bukan hanya soal hitungan di atas kertas, melainkan bahasa universal yang menuntun manusia memahami dunia modern. Literasi numerasi, sebagai bagian dari kecakapan dasar abad ke-21, memberi kemampuan untuk membaca, menafsirkan, dan menggunakan angka dalam kehidupan nyata. Mulai dari mengelola keuangan pribadi, memahami data statistik ekonomi, hingga membaca pola perkembangan teknologi, semua membutuhkan keterampilan ini. Masyarakat yang lemah dalam numerasi akan kesulitan bersaing, apalagi di tengah derasnya arus big data dan kecerdasan buatan yang semakin mendominasi peradaban.
Tantangan Indonesia cukup nyata. Hasil survei internasional sering menunjukkan kemampuan matematika dan literasi numerasi pelajar Indonesia masih berada di bawah rata-rata. Angka-angka ini bukan sekadar statistik yang bisa diabaikan, melainkan cermin kualitas pendidikan yang akan menentukan arah masa depan bangsa. Jika generasi muda tidak dibekali keterampilan berpikir logis, analitis, dan kritis melalui matematika, maka mereka akan menjadi penonton di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Namun, di balik tantangan selalu ada peluang. Era digital memberikan ruang luas untuk menghadirkan inovasi pembelajaran matematika yang lebih menarik, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Teknologi dapat digunakan untuk mengaitkan konsep abstrak dengan fenomena nyata, membangun kreativitas sekaligus memperkuat pemahaman logis. Lebih penting lagi, pendidikan harus menanamkan kesadaran bahwa matematika bukan sekadar alat untuk lulus ujian, tetapi keterampilan hidup yang menentukan arah kesuksesan di masa depan.
Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai hanya dengan infrastruktur megah atau pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ia membutuhkan generasi yang cakap membaca angka, mampu menafsirkan data, dan berani mengambil keputusan berdasarkan logika. Matematika dan literasi numerasi adalah bekal utama agar bangsa ini tidak sekadar ikut arus, melainkan mampu memimpin perubahan. Dengan komitmen kuat pada pendidikan berkualitas, Indonesia dapat membuktikan bahwa emas bukan hanya simbol, tetapi kenyataan yang dapat diraih dengan kerja keras dan kecerdasan kolektif.
*Dosen IKIP PGRI Bojonegoro.