Begini Cara PR IPNU-IPPNU Desa Kedungjambe Merawat Tradisi dan Amaliah NU

Reporter : Darul Mustaqim

blokTuban.com - Sebagai bentuk upaya menebar syiar dan dakwah di tengah-tengah masyarakat sertamMelestarikan tradisi dan amaliah Nahdlatul Ulama (NU), anggota dan kader Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan pembukaan rutinan dan halal bihalal.

Acara yang berlangsung sederhana, khidmat dan penuh takzim ini membawa antusias kehadiran masyarakat dan anggota PR IPNU - IPPNU Desa Kedungjambe, Rabu (8/6/2022).

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan PR IPNU IPPNU Desa Kedungjambe setiap dua pekan sekalidi musala secara bergantian yang ada di wilayah setempat. 

Tak jarang juga dilaksanakan di kediaman para Anggota PR IPNU IPPNU Desa Kedungjambe. Setelah diliburkan mulai menjelang bulan Ramadan sampai bulan syawal ini, akhirnya kegiatan tersebut terlaksana kembali tepatnya Pembukaan di Kediaman Rekan Muhammad Reza Nur Rizqi (Ketua PR IPNU Desa Kedungjambe). 

Pembukaan Majelis Dzikir dan Sholawat PR. IPNU IPPNU Kedungjambe tersebut diisi dengan pembacaan Rotibul Haddad, Maulid Simthud Duror, lantunan qosidah dari grub hadrah Pelajar NU Kedungjambe, Mauidhoh Hasanah oleh Al-Habib Dawud bin Abdurrahman Assegaf, doa, dan terakhir ber-mushofahah atau salam-salaman karena acara ini dikemas dalam rangka Halal Bihalal.

Di Indonesia umumnya bulan syawal identik dengan adanya tradisi Halal Bihalal dengan tujuan bermaaf-maafan atas kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu tujuan acara ini untuk bersilaturahim yang mana dihadiri oleh PRNU, pembina, tokoh masyarakat, alumni, dan anggota PR IPNU IPPNU Desa Kedungjambe.

Kegiatan ini juga sebagai sarana menyerap aspirasi dan solusi, serta bimbingan demi berjalannya roda organisasi menuju lebih baik lagi ke depannya.

"Rutinan majelis dzikir dan sholawat ini bertujuan untuk mengamalkan serta menyebarkan Amaliah ala Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah di kehidupan masyarakat. Karena kita sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda Nahdlatul Ulama sudah sepatutnya menanamkan mulai dari sekarang akan tradisi dan amaliah yang sudah diwariskan para Muassis dan Masyayikh NU kepada kita. Agar kelak nantinya siap menjadi pengganti dan pelopor apa yang telah diajarkan kepada kita. Karena IPNU & IPPNU adalah gerbang awal kaderasi dalam NU, maka dari itu manfaatkan sebaik-baiknya sebagai sarana belajar dalam pengembangan diri untuk bermanfaat kepada sesama, agama, nusa dan bangsa," Ujar Rekan Reza, Ketua PR IPNU Desa Kedungjambe.

Dalam Sambutannya, Ketua Tanfidziyah NU Kedungjambe, KH. Zubaidi mengatakan bahwa terjun di masyarakat tidak semudah apa yang dibayangkan. Pasti akan ada rintangan dan mungkin banyak yang kurang setuju. 

Pada umumnya anggota tetap butuh bimbingan dan wawasan, karena di setiap kegiatan mungkin tidak akan lepas dari masyarakat. Organisasi ini milik bersama, maka dari itu tugas pengurus melakukan pengabdian sebaik-baiknya kepada masyarakat karena dukungan masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam berjalannya organisasi menuju lebih baik.

"Mari kita berjalan dengan baik sesuai PO, PD/PRT yang dimiliki Organisasi. Alhamdulillah saya atas nama Ketua Tanfidziyah NU, baru kali ini diundang dalam forum IPNU - IPPNU untuk memberikan solusi. Semoga kegiatan semacam ini bisa istiqomah dan didukung oleh semua masyarakat," harapannya.

Guru dan pembina Al-Habib Dawud bin Abdurrohman Assegaf (Pengasuh PP. Al-Khoirot Kedungjambe) juga menyampaikan rasa syukur dan nasehatnya untuk kebaikan organisasi PR. IPNU IPPNU Desa Kedungjambe.

"Alhamdulillah kita berada di rel ini (Jamiyah Nahdlatul Ulama) meskipun kita tidak bisa menjadi ulama-ulama seperti dulu, minimal jangan lepas dari Nahdlatul Ulama. Terutama kalian para generasi penerus harus lebih bersemangat lagi karena dibentuknya IPNU & IPPNU yang seperti ini, untuk membentengi diri dan mengikuti dari pada para generasi sebelumnya (Para Muassis & Masyayikh NU). Semoga kita bisa istiqomah, berjuang dengan ikhlas, dan diakui santrinya Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, diakui santrinya Syaikhona Kholil Al-Bangkalani, dan diakui Rosulullah SAW. untuk menjadi umat yang dibanggakan," tuturnya. 

Harapan tersebut sesuai Dawuh dari Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, yakni "Siapa yang mau mengurusi NU aku anggap dia santriku, dan siapa yang menjadi santriku aku doakan Husnul Khotimah beserta anak cucunya".

Beliau juga menyampaikan dalam mauidhoh hasanahnya, "Teladani Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy'ari akhlaq Rosulullah SAW. yang dipakai, akhirnya sukses dalam dakwahnya. Alhamdulillah kita masih diberi Ulama-Ulama seperti beliau, Semoga Ulama-Ulama dijaga oleh Allah SWT, dijadikan Ulama kita panjang umur dan mendapat Rida-Nya."

"Karena banyak ulama yang sudah wafat, sudah tua, maka harus segera berbenah diri supaya kita menyiapkan generasi Ulama melalui PR IPNU-IPPNU Desa Kedungjambe ini. Alhamdulillah, Insya Allah IPNU yang ada di Kedungjambe ini dikategorikan paling aktif, dan semoga lebih semangat lagi," tutupnya. [Rul/Ali]