Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak panik terhadap hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, tetapi tetap sigap melihat gejala yang ditimbulkan.
Imbauan tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Kesehatan nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022 lalu.
Menurut Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) per 4 Mei 2022, di Jatim sendiri saat ini sudah terdeteksi 114 kasus terduga Hepatitis akut yang tersebar di beberapa kab/kota.
Berdasarkan data yang ada, penyakit ini tidak menyerang kelompok umur spesifik meski cenderung mengalami kenaikan jumlah pada minggu ke-14 hingga ke-17.
"Maka semua orang, baik anak kecil maupun dewasa, harus punya _awareness_ akan bahaya penyakit ini. Kita juga wajib gercep melihat gejalanya. Karena semakin cepat ditangani, peluang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semakin besar," ujar Khofifah di Kantor Bakorwil Malang dikutip di laman Kominfojatim, Jumat (6/5/2022).
Gejala klinis dari Hepatitis akut yang perlu diketahui masyarakat antara lain nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati. Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus. Meski begitu, ia mengingatkan agar tidak lengah jika ada warga masyarakat yang mengalami demam.
"Jangan anggap sepele gejala yang ada. Walaupun jarang ada pasien hepatitis akut ini yang menderita demam, tapi alangkah baiknya kalau masyarakat langsung memeriksakan diri ke faskes terdekat kalau sudah merasa tidak enak badan," ujar gubernur perempuan pertama Jatim tersebut.
Pada kesempatan itu, Khofifah juga menekankan pentingnya tindakan preventif dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjaga satu sama lain dengan saling mengawasi.
"Tetap cuci tangan dengan sabun, memakan makanan bersih dan sehat, menjaga jarak, serta hindari menggunakan fasilitas atau barang yang sudah digunakan orang lain. Kira-kira hampir sama seperti saat kita prokes untuk menjaga diri dari covid-19," kata gubernur perempuan pertama Jatim itu.
Gubernur menyerukan untuk saling jaga dan melihat satu sama lain. Bagi yang dewasa harus mengawasi anak-anak dan sebaliknya yang muda juga menjaga yang tua. Sinergi adalah kunci membasmi penyakit, dan sudah terbukti kalau lebih mudah melewati masa krisis jika saling menjaga bersama-sama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Astha Triyono juga menerangkan, bahwa untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kab/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit, serta Puskesmas.
"Kami juga membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor. Selain itu, Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala Hepatitis akut tersebut," tutupnya. [Ali]