Reporter : S.Y. Lailatul Erlina N.R.
blokTuban.com - Bulan Ramadan 1443 H memberikan berkah kepada semua kalangan. Mulai dari penjual makanan, pakaian, alat ibadah, bahkan pengrajin mahar juga ikut serta merasakan.
Menjelang akhir bulan Ramadan banyak pasangan calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan di akhir bulan, tepatnya 28 ramadhan atau lebih familiar disebut dengan malem songo.
Salah seorang pemahar dari Desa Saringembat, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Kiswati (36) menyampaikan bahwa saat ini banyak para calon pengantin yang memesan mahar untuk melangsungkan pernikahan pada malem songo.
“Setiap tahun dapat dipastikan, pada bulan-bulan menikah seperti bulan Rajab, Syawal, Bulan Haji atau Dzulhijjah pasti pesanan mahar meningkat, tapi malem songo itu pasti lebih banyak pesanan mahar yang bersamaan, jadi jauh-jauh hari sudah harus pesan” ucap Kiswati (36) kepada blokTuban.com, Rabu (20/04/2022).
Usaha yang dia tekuni sudah terhitung lama, dimulai pada tahun 2008 hingga saat ini, tentu model mahar seiring perkembangan zaman berubah-ubah. Tangan kreatif Kiswati tak hanya membuat mahar, namun juga melayani pemesanan seserahan, souvenir, craft bunga, kain flanel, membuat bros dan pernak pernik lainnya.
“Awalnya saya membuat mahar itu untuk saya gunakan dipernikahan saya sendiri, karena hasilnya bagus akhirnya tetangga banyak yang tertarik” ucapnya.
Untuk bahan-bahan yang digunakan tidak semua beli, jika menggunakan bahan-bahan rustic, Kiswati biasanya membuatnya sendiri dengan memanfaatkan apa yang ada dilingkungan sekitar seperti kayu, bunga, rumput dipersawahan dan daun yang dikeringkan.
Saat ini mahar berbahan rustic lebih diminati karena menghadirkan nuansa alam yang tampak estetis. Namun untuk konsep hantaran yang lainnya menggunakan bunga palsu tetapi tetap dikemas dengan cantik.
Mendekati malem songo, setiap harinya ia mampu menyelesaiakan dua hingga tiga pesanan sesuai dengan kerumitan mahar yang dipesan. Untuk harga mahar figura fiber dan bahan biasa kisaran Rp. 400.000 hingga Rp. 500.000 berbeda dengan mahar akrilik dibandrol seharga Rp 800.000 hingga Rp. 1.000.000 tergantung mahar yang dipesan.
Berawal dari autodidak hingga saat ini sudah terdapat paguyuban pemahar Tuban, ternyata usaha yang Kiswati lakukan membuahkan hasil. Dengan omset yang lumayan, Kiswati menerima orderan dan menjual hasil karyanya secara offline dan online.
Orderan mahar miliknya sudah mulai menyebar diberbagai kecamatan daerah Tuban, seperti daerah Tuban Kota, Jenu, Merakurak, Singgahan, Senori, Bangilan, Jatirogo dan hampir seluruh daerah didalam Kabupaten Tuban. [Lina/Ali]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published