Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Beberapa tanaman liar yang ada di alam, selain digunakan sebagai obat-obatan rupaya juga memiliki manfaat lain untuk manusia. Pasalnya, sejumlah tanaman tertentu bisa dimanfaatn sebagai pewarna alami pakaian.
Menurut Yuli Tri Widianti Owner Widi Yulyan yang mengusung konsep Sustonaible Fashion ramah lingkungkan yang menggunakan tanaman sebagai pewarna pakaian, jika tidak semua tanaman bisa digunakan sebagai pewarna. Sebab, tidak semua tumbuhan atau daun dapat mengeluarkan zat warna sesuai dengan yang diinginkan.
“Nggak semua daun bisa dipakai, sama seperti ecoprint, cuma kalau ini kita warnain saja pakai ekstrak daun alam seperti daun mangga,” ungkapnya kepada blokTuban.com, Jumat (15/4/2022).
Tidak hanya daun mangga saja, ada banyak tanaman liar lainnya yang juga dapat diambil warnanya seperti daun jati, daun mahoni, daun jambu biji ataupun daun alpukat. Kendati sejumlah tanaman tersebut dapat menghasilkan warna, akan tetapi juga perlu menggunakan bahan lainnya seperti halnya tawas.
Baik tawas, kapur sirih maupun fero sulfat sangat perlu digunakan dalam proses pewarnaan bahan alami ini. Ketiga bahan itu mampu mengunci warna atau mengikat warna pakaian agar warna bisa keluar sesuai dengan yang diinginkan.
“Dulu waktu awal itu pernah cuma merendam kain pakai daun saja, sudah prosesnya lama ternyata warna tidak keluar, karena ternyata warnanya harus dikunci dulu. Biasanya kalau ngunci warna pakai tawas juga bisa,” katanya.
Proses pewarnaan menggunakan teknik ini sendiri relatif gampang dan bisa dikerjakan seorang diri di rumah. Menurut Widi langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memotong daun-dun yang akan digunakan terlebih dahulu, baru kemudian merebusnya.
Setelah daun berhasil direbus, maka langkah selanjutnya ialah merendam pakaian atau kain yang diinginkan kedalam rebusan air tersebut selama 15 hingga 20 menit tergantung hasil yang diinginkan.
“Kalau pewarnaan cuma kita warnain saja pakai ekstraknya daun alam seperti mangga atau lainnya itu dipotong-potong dan dicampur air untuk mencari ekstraknya. Kalau untuk pewarnaan alam cukup direbus selama 15 sampai 20 menit, jadi lebih hemat waktu juga,” jelasnya.
Perempuan asal Desa/Kecamatan Rengel ini melanjutkan, setelah kain direbus maka langkah selanjutnya ialah mencelupkan kain ke dalam pengikat warna. Barulah kemudian kain siap untuk dijemur sekitar sekitar 2 hingga tiga jam lamanya.
Lebih lanjut, menurut Widi jika warna kain yang dihasilkan dari pewarna alam cenderung awet dan tidak mudah luntur, sehingga tidak dapat merusak pakaian lainnya saat dicuci dan dicampur ke dalam mesin cuci.
“Warnanya juga nggak luntur tapi biasanya pencucian pertama luntur karena sisa dari proses pewarnaan tapi untuk setelahnya enggak. Jadi pencucian pertama harus dicuci terpisah dulu,” tutupnya. [Sav/Ali]