Penjelasan BMKG Fenomena Angin yang Robohkan Tenda Safari Ramadan Bupati Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Fenomena angin kencang yang merobohkan tenda kegiatan Safari Ramadan 1443 Hijriyah yang dihadiri Bupati Tuban, Aditya Halindra pada Jumat (8/4) sore masih menjadi perbincangan publik. Menyikapi hal tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban juga angkat bicara. 

Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama mengatakan, kondisi sekarang di wilayah Jawa Timur masuk pada musim pancaroba (peralihan musim dari hujan ke kemarau). Terpantau di beberapa wilayah sudah mangalami kejadian angin kencang, hujan lebat disertai petir. 

"Ini merupakan salah satu tanda-tanda akan berakhirnya musim hujan," ujar Zem Irianto kepada blokTuban.com, Sabtu (9/4/2022). 

Zem menambahkan, untuk potensi terjadinya cuaca ekstrem masih berpotensi. Sebab, awal musim kemarau wilayah Tuban diprakirakan pada dasarian 2 (tanggal 11-20 Maret) dan sebagian wilayah masuk kemarau dasarian 3 ( tanggal 21-30 Maret). 

Jika prakiraan tepat, artinya saat ini wilayah Tuban masih dalam periode peralihan yang tentunya berpotensi terjadi cuaca ekstrem akibat pertumbuhan awan konvektiv cumulonimbus seperti yang terjadi pada hari Jumat tanggal 8 April. 

"Perlu diketahui bahwa angin kencang tanggal 8 April terjadi akibat adanya awan cumulonimbus yang datang dari arah Tenggara Tuban," imbuhnya. 

Awan tersebut tumbuh di sekitar Kabupaten Gresik dan menjelajah jauh ke wilayah Tuban. Artinya angin kencang itu sulit diprediksi dari jauh hari, karena banyak faktor yang bisa menghadirkan awan cumulonimbus penyebab angin kencang. 

Bukan hanya kondisi atmosfer Tuban saja yang mempengaruhinya, tapi kondisi atmosfer di wilayah lain yang labil bisa mempengaruhi cuaca di wilayah Tuban. 

Berdasarkan prakiraan cuaca dalam 3 hari ke depan, sebagian besar wilayah Tuban diprakirakan cerah berawan - berawan. Namun untuk Tuban bagian selatan dan Tengah masih berpotensi terjadi hujan sedang - lebat yang dapat disertai angin kencang. [Ali]