Inilah Ide Munculnya Gerakan Koin untuk Budaya Loka Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Tagar koin untuk Budaya Loka belakangan santer digaungkan oleh masyarakat yang rindu akan kesenian di Kabupaten Tuban. Rencanannya pengumpulan koin akan dimulai pekan depan, dan per 10 April 2022 jumlah koin yang terkumpul diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Tuban. 

Setelah menemui tiga seniman yang mendukung dalam gerakan Koin untuk Budaya Loka itu, blokTuban.com mendapatkan cerita menarik soal ide pertama yang mendasari kegiatan sosial tersebut. 

"Ide muncul dari keprihatinan kami atas gedung Budaya Loka yang tutup selama dua tahun karena pandemi Covid-19. Kondisinya kumuh, dan banyak plafon yang jebol," ujar Siswandi seniman Tuban mengawali perbincangangannya di salah satu warung kopi di Jl Dr. Wahidin Sudirohusodo Tuban, Kamis (31/3/2022). 

Bagi seniman Tuban, keberadaan gedung kesenian yang berdekatan dengan Taman Sleko pusat Car Free Night itu sangat penting. Ketika melihat sisi historisnya ada banyak kenangan di gedung tersebut. 

"Sudah menjadi rumah bersama untuk menjamu tamu seniman dari luar kota Tuban," sambung Isnan cinematografer Tuban menimpali cerita Siswandi. 

Cerita dari tokoh seniman terdahulu, lanjut Siswandi bahwa berdirinya gedung Budaya Loka konon dari iuran warga. Berawal dari hibah tanah seorang pamong waktu itu, akhirnya mendorong masyarakat ikut serta sumbangsing yang dimiliknya baik berupa material ataupun tenaga. 

Mewakili seniman, Siswandi menilai Gedung Budaya Loka tidak harus ditutup selama pandemi. Ekonomi harus tetap berjalan melalui jalan kesenian. Keputusan menutup gedung tersebut, sangat disayangkan karena kesannya pemangku kebijakan mencari sisi aman. 

"Padahal anak muda di Tuban punya potensi di kesenian luar biasa. Saat Budaya Loka ditutup anak-anak tidak bisa berproses dan menyalurkan hobi serta karyanya," imbuhnya. 

Saat gedung Budaya Loka masih eksis, seniman sangat menggunakan fasilitas publik tersebut. Misalnya kegiatan parade teater satu tahun sekali, dan festival teater pelajar juga setahun sekali. Selain itu, juga sering ada kunjungan dari Unesa hingga Jogja ke Tuban untuk pentas kesenian. 

"Tak hanya teater, teman-teman musik, pameran seni rupa, film, dan diskusi juga asyik berproses di gedung tersebut," jelasnya. 

Menjawab pertanyaan Gedung Budaya Loka untuk siapa, Siswandi menginginkan difungsikan sebagaiman mestinya yaitu untuk kegiiatan seni budaya. Realitanya, Budaya Loka beralih fungsi menjadi gedung serba guna, yaitu untuk semua kegiatan seperti resepsi pernikahan, hingga penyelanggaraan tes perangkat desa. [Ali]