Iseng-iseng, Pemuda Tuban Ini Hasilkan Uang dengan Merajut Songkok

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Pada umumnya melakoni sebuah usaha membutuhkan pemikiran serta konsep yang matang sebelumnya. Teori tersebut tidak berlaku bagi Muhadi Rusli, pemuda 22 tahun Tyang memulai usahanya karena iseng. 

Keinginannya untuk belajar merajut dengan temannya tiga tahun yang lalu itulah, yang mengantarkannya menggeluti usaha Songkok atau kopyah rajutnya hingga saat ini. 

Dengan keisengan tersebut Muhadi mulai memposting Songkok-songkok hasil karya nya itu melalui sosial media. Berawal dari sinilah songkok rajut buatannya yang diberi nama Kopyah Rajut Rusli mulai dikenal oleh masyarakat, Jumat (25/2/2022).

"Aslinya ya iseng-iseng saja pengen belajar, awalnya cuma disuruh buatin teman lama kelamaan sering saya posting jadi berjalannya waktu makin banyak yang mulai memesan," ungkapnya kepada blokTuban.com, Jumat (25/2/2022). 

Pria asal Desa Klotok, Kabupaten Tuban itu mengisahkan awal mula dirinya mulai mengembangkan usahanya tersebut. Saat pondok tempatnya mencari ilmu libur panjang lantaran adanya wabah Covid-19 yang melanda negeri ini. 

"Ada libur panjang karena Corona itu saya di rumah mencoba posting lagi Alhamdulillah tetangga-tetangga, rekan-rekan banyak yang minat hasil rajutan saya," ungkapnya.  

Biasanya satu songkok rajut yang dibuat oleh Muhadi bisa memakan waktu sekitar dua harian. Dengan berbagai macam harga yang ditawarkannya mulai dari Rp50 ribu hingga Rp130 ribu, tergantung dari warna benang dan tingkat kesulitan dalam merajutnya.

Hingga saat ini kendala yang sering dialami oleh pria ramah ini ada pada ukuran Songkok yang sedang dirajutnya. Lantaran pengerjaannya masih menggunakan cara yang manual, sehingga harus dengan telaten saat membuatnya.

"Jadi masalah ukuran ini kadang lumayan susah soalnya manual pakai tangan. Kadang ukuran sudah sama tapi kalau di belokkan ke bawah terkadang beda antara kopyah satu dengan yang lain, beda lagi kalau kopyah jahit," keluhnya. 

Lantaran terbuat dari bahan rajut, maka Muhadi menilai jika songkok buatannya lebih awet dibandingkan songkok yang terbuat dari kain, sebab tidak mudah sobek. Selain itu para pembeli juga bisa meminta warna atau model sesuai yang diinginkan. 

Untuk kedepannya, ia ingin memberdayakan para tetangganya, melalui cara mengajarkan rajut kepada tetangga ataupun temannya agar bisa membuat songkok. Bila nantinya ada pesanan dalam jumlah besar, dapat mengerjakan dengan waktu yang singkat dan membuka lapangan kerja baru.

Meskipun masih tergolong baru, saat ini songkok rajut buatan Muhadi sudah dikirim hingga Ke luar pulau seperti Jambi dan juga Kalimantan. [Sav/Ali]