Penyebab Trigliserida Tinggi dan cara Menurunkannya

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Sebagian besar masyarakat awam hanya mengetahui tentang kolesterol, namun banyak yang belum mengetahui terkait trigliserida (TG). Padahal, jika terkait dengan efek samping ataupun komplikasi pada tubuh, TG juga tak kalah penting untuk diketahui, Sabtu (12/2/2022). 

Secara definisi, tligliserid merupakan lemak yang berfungsi untuk cadangan energi. Sedangkan kolesterol adalah lemak utuk pembentukan hormone ataupun sel. dr. Pungky Mandayanto, menjelaskan TG sendiri terbentuk dari karbohidrat yang tertimbun dalam tubuh. 

“Jika asupan kita berlebih dan tidak diimbangi dengan olahraga yang betul maka akan diubah jadi TG yang ditimbun dalam tubuh. Sebetulnya TG juga penting karena untuk cadangan energi, tapi jangan berlebihan,” ujarnya pada siaran halo dokter.

Penyebab utama tingkat kenaikan TG adalah asupan karbohidrat yang berlebih dan tidak diimbangi oleh olahraga. Selain itu adalah penyakit, orang dengan diabet yang tidak terkontrol pasti memiliki TG yang tinggi, sebab kadar gula yang tinggi akan diubah menjadi trigliserida. 

“Penyakit lain seperti ginjal, lupus, itu juga penyebab TG tinggi. Tapi paling sering asupan berlebih, paling jarang penyebab TG tinggi adalah genetik, namun hal tersebut tidak bahaya,” jelasnya.

Angka TG normal berkisar dari 150-200 mg/dl, namun jika seseorang tersebut memiliki asupan yang baik dan gaya hidup sehat tetapi memiliki genetik TG tinggi maka bisa pula memiliki nilai TG hingga 600 mg/dl akan tetapi tidak perlu dilakukan pengobatan.

“Kalau lebih rendah harusnya makin baik, nggak masalah. Beda lagi dengan HDL (kolesterol baik), kalau rendah harus dinaikkan. Tapi. kalau sesuatu yang jelek seperti TG, LDL rendah ya alhamdulillah,” terangnya.

Seperti halnya kolesterol naik, TG yang naik juga tidak memiliki gejala apapun. Tanpa disadari dapat memicu serangan jantung, dan stroke. Namun, apabila TG tinggi yang sudah lama (kronis) akan memiliki efek samping pada pankreas. 

“Bisa menyerang pankreas, radang pankreas. Jadi bisa mual, muntah, nyeri ulu hati, tapi jarang sekali ada radang pankreas akibat tingginya trigliserid. Secara umum tidak ada keluhan dan gejala,” ujarnya.

Berbeda dengan kolesterol yang tidak menyebabkan penyakit secara langsung, TG yang tinggi bisa langsung menyebabkan penyakit seperti pankreatitis (radang pankreas) dan fatty liver (perlemakan hati). 

“Perlemakan hati kalau nggak diobati akan menyebabkan hepatitis kronis bahkan kanker dalam jangka panjang. Jadi, kalau di USG lemaknya putih, biasanya orangnya gemuk tapi ada pula yang kurus,” jelasnya.

Prinsip pengobatan TG tidak langsung diberi obat-obatan medis, melainkan perubahan perilaku terlebih dahulu, yakni diet, membatasi asupan karbohidrat, dan olahraga. dr. Pungky menegaskan bahwa obat merupakan opsi paling terakhir dalam kasus TG.

“Beberapa cara untuk menurunkan kadar TG yang tinggi yakni turunkan berat badan, batasi karbohidrat, batasi gorengan stop alkohol ini bisa meningkatkan risiko fatty liver, konsumsi minyak ikan dan paling penting pola makan teratur,” terangnya.

Meskipun mitos dan fakta tentang trigliserida tidak sebanyak kolestrol, tetapi juga ada beberapa mitos yang paling sering beredar di masyarakat, antara lain tingginya trigliserida bisa menyebabkan pusing, pegal linu, mudah capek, dan badan loyo. 

“Itu jelas mitos karena tidak berhubungan. Faktanya, apabila kadar TG tinggi sudah menimbulkan komplikasi baru bisa menimbulkan gejala. Beda ya kalau kolestrol tinggi nggak langsung menyebabkan penyakit, tapi kalau TG tinggi bisa langsung,” ujarnya.

Ia melanjutkan, jika kadar TG mengenai liver (fatty liver), maka tidak ada keluhan. Jika sudah mengenai pankreas bisa menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan paling khas nyeri ulu hati yang didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

“Mitos faktanya tidak sekompleks kolestrol tapi tetap harus diwaspadai. Sebetulnya TG tinggi bisa menyebabkan pankreatitis jika kadarnya di atas 700 mg/dl, tapi jarang,” tutupnya. [Din/Ali]