Stroke pada Remaja di Tuban, Kenali Faktor Risiko dan Cara Pencegahannya

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Stroke merupakan penyakit penyumbang angka kematian terbesar kedua dan penyebab disabilitas nomor satu di dunia. Di Kabupaten Tuban sendiri, angka stroke tidak berkurang, melainkan semakin meningkat. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Hj. Nur Izzati, Sp.S., M. Biomed, dokter spesialis syaraf dari RSUD dr. R. Koesma Tuban dalam siaran radio Pradya Suara Tuban.

Secara data, stroke juga penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Stroke secara definisi merupakan kumpulan gejala gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, penyebabnya dikarenakan adanya aliran darah yang menuju otak berkurang akibat penyubatan ataupun pecahnya pembuluh darah.

Gejala stroke ada bermacam-macam karena otak merupakan sistem yang kompleks, sehingga memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ketika mengenai bagian otak, maka di bagian otak mana yang mengalami kekurangan aliran darah, disitulah gejala yang muncul sesuai dengan lokasinya.

“Ketika yang tersumbat di area yang pusat gerak maka ada kelemahan di separuh badannya, bisa pelo, kebas, bicara nggak nyambung, dan macam-macam,” jelasnya dalam siaran Halo Dokter.

Stroke bisa terjadi pada siapapun yang memiliki faktor risiko, seperti umur semakin tua juga tinggi risikonya. Saat ini tren umur bergeser ke yang lebih muda juga beresiko terkena stroke.

“Jadi adanya pola hidup itu penyebab pergeseran umur, sekarang 40 tahun bahkan SMA ada yang bisa kena stroke,” jelasnya.

Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan selanjutnya adalah jenis kelamin, ras, dan genetik. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi, ras Asia juga memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Apabila memiliki keluarga lain yang memiliki stroke, maka harus lebih hati-hati karena bisa terkena juga.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan perubahan pola hidup agar faktor risiko yang bisa dikendalikan bisa ditekan. Beberapa faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan antara lain, hipertensi, obesitas (kegemukan), merokok, konsumsi alkohol, stress, dan kurang gerak.

“Nah, di Tuban ini masih banyak konsumsi alkohol ya, tuak terutama. Merokok juga menyumbangkan stroke yang sangat tinggi. Akibat rokok pembuluh darah di kita jadi nggak mulus, sehingga kerak-kerak (plak) mudah menempel dan aliran darah jadi lambat dan mudah terjadi penyumbatan,” tegasnya.

Jika sudah mengetahui faktor risiko tersebut, maka harus melakukan pencegahan yang lebih massif. Sebab, ketika sudah sakit stroke maka perbaikannya bisa jadi tidak lagi sempurna karena sel otak memiliki sifat yang berbeda dengan sel-sel lain.

“Ketika sudah mengalami cedera dan kerusakan maka tidak bisa kembali 100%, mungkin jalannya nggak lagi jejeg, atau cara ngomongnya terganggu. Jadi bagaimanapun pencegahan lebih penting,” terangnya.

Selain itu, bagi seseorang yang sudah pernah stroke maka risiko terjadi stroke ulang akan lebih tinggi. Pencegahan terjadinya stroke adalah gaya hidup sehat, mengendalikan risiko, dan dengan obat. 

“Gaya hidup sehat ini bisa disingkat CERDIK. Checkup berkala, Enyahkan rokok, Rajin berolahrga, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kurangi stress,” tutupnya. [Din/Ali]