Pengusaha Makanan: Beda Jenis Minyak Goreng Pengaruhi Hasil Produksi

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Minyak goreng merupakan bahan pangan pokok yang dibutuhkan oleh setiap orang. Tidak hanya bagi kebutuhan rumah tangga saja, melainkan bagi para pelaku usaha yang membutuhkan minyak goreng untuk proses produksi.

Bagi para pelaku usaha makanan, misalnya. Minyak goreng menjadi hal yang paling krusial dalam proses produksi. Seperti yang diungkapkan oleh Ernik, salah satu pedagang kue yang biasa berjualan di Car Free Day Tuban. Ernik mengatakan sempat kebingungan saat harga minyak goreng melambung tinggi beberapa waktu lalu, sehingga saat ada operasi pasar minyak goreng murah cukup disyukurinya.

“Saya baru beberapa hari lalu beli di pasar dua Liter memang masih 40 ribu untuk minyak goreng kemasan premium yang biasa saya beli,” terangnya kepada reporter blokTuban.com, Jumat (4/2/2022). 

Ia juga mengungkapkan terkadang perbedaan merk minyak goreng memang mempengaruhi hasil produksi kue. Salah satunya dari segi perbedaan kejernihan minyak. “Kemungkinan kan minyak semakin jernih semakin mahal. Terus juga ada beberapa merk yang ketika dibuat goreng itu nggak bisa kering dan ngecembeng gitu. Jadi beda merk memang bisa membedakan hasil,” ujarnya.

Sebagai pedagang yang menjual produk makanan, selain Ernik, Tyas juga mengungkapkan bahwa dengan adanya kebijakan minyak goreng satu harga tersebut sangat membantu para pedagang. “Kalau kebutuhan rumah tangga dan produksi pasti berbeda untuk minyak goreng, jelas lebih banyak kebutuhan produksi. Jadi, ya semoga enggak naik-naik lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, pelaku UMKM kue kering, Fita Sandra juga mengungkapkan bahwa perbedaan jenis minyak goreng memang bisa membedakan hasil penggorengan. “Kalau minyak yang biasa saya pakai itu lebih cepat panas jadi hasilnya bagus. Kalau merk minyak lain saya rasanya kurang kering. Tapi nggak tahu ya, soalnya teman-teman saya juga beda-beda merk minyaknya soalnya produk makanan beda juga mungkin,” jelasnya.

Ia melanjutkan, berbeda lagi apabila untuk kebutuhan minyak rumah tangga. Fita mengaku bahwa untuk minyak goreng rumah tangga bisa menggunakan merk apapun. “Terlebih saya dulu waktu mengajukan sertifikat halal itu kan bahan-bahan serta merknya dicantumkan. Nah, saya pakai produk itu dari lama, jadi ya nggak ganti-ganti lagi,” lanjutnya.

Fita juga mengaku bahwa dengan kebijakan minyak goreng satu harga memang membantu daya beli masyarakat, tetapi menurutnya sebagai pelaku usaha yang biasa membeli stock minyak per dus agak menyulitkan. “Dulu kan saya belinya bisa satu dus-satu dus, tapi sekarang dibatasi tiap orang boleh beli cuma satu. Jadi, belinya nyicil tiap keluar mampir supermarket beli yang dua Literan, wong sama-sama boleh ambil satu,” jelasnya.

Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng per tanggal 1 Februari 2022 telah ditetapkan sebagai berikut, minyak goreng curah memiliki HET Rp 11.500, minyak goreng kemasan sederhana dipatok dengan HET Rp 13.500, dan minyak goreng kemasan premium memiliki HET Rp 14.000. HET tersebut per satu liter minyak goreng. [Din/Ali]