Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Intensitas hujan yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, rupanya membawa dampak buruk pada kualitas dari panen padi yang telah dihasilkan oleh para petani disejumlah daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Tuban,Jumat (4/2/2022).
Meskipun padi merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air, akan tetapi jumlah air yang berlebihan juga tidak baik bagi kualitas padi. Hal tersebut terjadi lantaran kadar air berlebihan yang terkandung dalam padi, membuatnya mengalami kerusakan pada saat proses penggilingan.
“Kalau rendeng (musim penghujan) biasanya padinya jelek, hasilnya setelah digiling warnanya nggak bisa putih apalagi kalau sampai padinya roboh, kadang juga ada yang rusak,” Ujar Kardi salah satu petani Desa Patihan Kecamatan Widang kepada blokTuban.com.
Bapak dari dua orang anak itu melanjutkan, rendahnya kualitas padi kemudian berpengaruh pada harga jual gabah. Bahkan di bawah ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
“Biasanya kalau hasilnya sudah jelek, harganya juga jadi murah sekali. Tapi, ini masih belum tahu berapa harganya nanti tergantung tengkulaknya,” terangnya.
Selain itu, Kardi juga menambahkan jika pada musim penghujan para petani kesulitan saat mengeringkan gabah, lantaran tidak ada sinar matahari yang memadahi seperti pada saat musim kemarau.
Pada umumnya, gabah yang dijemur oleh petani saat musim kemarau akan kering dalam waktu tiga hari. Sebaliknya, jika musim penghujan tiba petani membutuhkan waktu lebih lama dalam proses penjemuran yaitu sekitar tujuh hari.
“Proses jemurnya juga lama, karena tidak ada panas kalau nggak benar-benar kering nanti pada saat digiling rusak. Kalau cuaca seperti ini bisa sampai satu minggu baru kering,” jelasnya.
Kendati demikian, pria ramah itu tetap bersyukur lantaran persawahannya tidak terendam banjir, yang bisa mengakibatkannya gagal panen dan harus melakukan penanaman ulang mulai dari awal lagi. [Sav/Ali]