Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa mengonsumsi makanan yang sehat membutuhkan biaya yang lebih mahal. Terlebih jika dibandingkan dengan junk food atau makanan cepat saji yang memang memiliki harga lebih murah dengan rasa yang enak. Hal tersebut yang biasanya menjadikan masyarakat enggan beralih ke makanan sehat.
Salah satu pemilik bisnis catering diet sehat pertama di Tuban- Bojonegoro, Ani Sriwahyudi mengungkapkan bahwa pada awalnya memang sedikit sulit untuk memperkenalkan produk-produk makanan diet sehat. Meskipun saat ini sudah banyak masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat.
“Sekarang imbang untuk customer kita dari Tuban ataupun Bojonegoro, dulunya masih lebih banyak Bojonegoro. Mungkin memang ada perbedaan karakteristik masyarakatnya juga, dulu kita merasanya lebih mudah menjangkau pangsa pasar makanan sehat dan edukasinya di Bojonegoro, tapi nggak tahu kenapa,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa kemungkinan dahulu masih belum ada catering-catering yang benar-benar untuk diet sehat di daerah tersebut, sehingga masih merasa bahwa harganya mahal. Padahal jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya, harga catering diet sehat jauh lebih mahal di sana.
“Orang mungkin mikirnya kok harga makan siang aja bisa segitu, padahal ketika kita masak salah satu menu, misalnya nasi padang. Ada beberapa bahan yang kita ganti agar nasi padang ini bisa rendah kalori dan sesuai untuk diet sehat,” lanjutnya.
Ibu dua anak tersebut mengungkapkan bahwa di situlah tantangan produksi catering sehat. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat masakan diet sehat memang berbeda, meskipun menunya sama seperti jenis makanan non diet sehat.
“Nasi padang gitu dianggap bukan menu sehat, padahal kita bedakan bahannya karena nggak boleh pakai santan, nggak pakai minyak. Jadi kita minyaknya ganti zaitun, santannya diganti fiber cream, manisnya pakai madu murni, dan semacamnya,” jelasnya.
Hal tersebut menjadikan cost produksi menjadi lebih mahal karena bahan-bahan yang digunakan berbeda dengan masakan biasa. Ani mengatakan bahwa kemungkinan hal tersebut pula yang menjadikan beberapa customer ragu untuk membeli makanan sehat, padahal jika dihitung secara pengeluaran tidak terlalu jauh berbeda dengan membeli makanan cepat saji di luar.
“Tapi setelah mencoba makanan diet sehat ini banyak juga customer yang langganan terus-terusan karena merasakan hasilnya, ada penurunan berat bedan. Bahkan yang setia dari dulu awal kita baru buka catering sehat sampai sekarang lumayan banyak,” ungkap dia.
Ia melanjutkan, bahwa customer yang biasa memesan catering sehat merasa lebih mudah dibandingkan harus memikirkan menu dan kalori sendiri. Selain itu dalam setiap menu dietnya, selalu dibubuhkan informasi kalori per masakan sehingga ketika mau makan camilan sudah bisa memperkiran berapa space kalori yang tersisa agar dietnya bisa berhasil. [din/ono]