Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Memiliki burung anggunan dengan suara jernih merupakan harapan yang paling didambakan para kicau mania.
Burung perkutut merupakan hewan yang memiliki karakter tersendiri mulai dari jenis, ataupun karakter volume suara yang dimilikinya. Mulai dari suara yang kecil, ataupun suara yang besar.
Tidak hanya volume, suara burung perkutut juga memiliki berbagai macam tempo baik itu tempo suara lambat maupun cepat. Meskipun volume suara salah satu karakter bawaan dari burung ketika menetas, namun hal tersebut bisa dinetralisir pemiliknya dengan melakukan berbagai perawatan.
Saat ditemui di kediamannya, Kasmono peternak burung perkutut membagikan cara merawat burung yang satu ini agar memiliki suara yang jernih. Salah satunya dengan memberikannya obat herbal alami.
“Merawat burung anggunan nggak susah, masih susah burung ocehan paling cuma dimandikan satu minggu sekali, lalu diterapi paling sama jamu dua kali seminggu biar kalau nggacor nggak sampai patah sama pernapasannya juga,” ujarnya kepada blokTuban.com, Kamis (16/12/2021).
Biasanya jamu atau obat yang diberikan oleh Kasmono untuk burung-burung perkututnya ialah berbagai macam tanaman dan rempah-rempah, yang ia tanam di perkarangan rumahnya, seperti daun katuk dan daun sogok tunteng.
“Kalau perkutut itu suaranya nggak bisa dirubah, paling cuma merubah suara bening, bersihnya suara, tebal suara terus besar kecilnya itu, dengan ramuan-ramuan tadi,” imbuhnya.
Sampai saat ini pria berusia 41 tahun tersebut mengaku, banyak ikut serta dalam perlombaan burung perkutut di tingkat kabupaten dan sering mendapatkan juara bersama dengan temannya. Selain diberikan ramuan obat-obatan herbal, setiap harinya burung-burung perkutut milik Kasmono juga diberi makan berbagai macam seperti milet, ketan hitam, ataupun beras merah.
Kesulitan yang sering dihadapi oleh bapak dua orang anak itu ada pada penyakit cacing yang sering menyerang burung. Untuk menghindari hal tersebut biasanya Kasmono memberi hewan ternaknya itu obat cacing sekitar dua sampai tiga bulan sekali.
“Biasanya habis meloloh anaknya, terus anaknya diambil dikasih jamu, vitamin, obat cacing, kadang juga minyak ikan, yang rawan soalnya cacingan kalau dibiarkan bisa mati,” tuturnya.
Hingga sekarang, ia mengaku jika hewan ternaknya sering mati terlebih saat musim penghujan datang, maka dari itu ia harus rajin memberikan vitamin kepada burung-burungnya agar daya tubuhnya kuat.
“Apalagi musim hujan gini harus sering dikasih vitamin soalnya sering kedinginan, setiap perubahan cuaca pasti banyak burung yang mati,” tutupnya. [sav/mu]