Reporter : Ali Imron
blokTuban.com – Perhutani KPH Tuban pada tahun 2022 memproyeksikan lahan seluas 1.882 hektare (ha) sebagai kawasan resapan bencana banjir di Kabupaten Tuban. Begitupun untuk kawasan-kawasan penyangga berupa kawasan perlindungan setempat (KPS) akan di tanami dengan jenis buah-buahan.
Selain sebagai penahan erosi dan banjir, buahnya akan bisa di manfaatkan masyarakat bersama Perhutani.
“Untuk mengurangi bencana banjir pada tahun 2022 akan kita lakukan penanaman sekitar 1.882 Ha,” ujar Administratur Perhutani KPH Tuban, Miswanto kepada reporter blokTuban.com, Sabtu (8/1/2022).
Miswanto menambahkan, program penanaman pada daerah-daerah kritis dengan 1000 kilogram (kg) benih akan dilanjutkan. Dalam pelaksanaan penghijaun, Perhutani menggandeng berbagai stakeholder terkait, mulai Pemkab Tuban, DPRD, Kodim 0811, Forkopimca, dan unsur masyarakat.
Perum Perhutani membuka lebar untuk semua pihak untuk mengembalikan kawasan hutan yang semula tandus menjadi hijau.
"Kami akan membuka ruang bagi semua pihak untuk menjaga kelestarian kawasan hutan seperti kegiatan reboisasi hari ini," ujarnya.
Sepanjang tahun 2021, Perhutani KPH Tuban telah melakukan bersama penghijauan bersama Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridszky, reboisasi di Kecamatan Merakurak, dan di wilayah Laren Kabupaten Lamongan.
“Untuk penghijauan tahun 2021 sudah terealisasi seluas 1.484,04 Ha dengan jumlah bibit berbagai jenis sejumlah 1.700.000 plances,” imbuhnya.
Sebelumnya, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menyampaikan, jika penanganan banjir Kabupaten Tuban perlu penanganan dari hulu hingga hilir.
"Kita tinjau satu-satu dari hulu hingga hilir, dan kita cari solusi yang paling efektif, bersama Kades dan semua pihak terkait," ucap Lindra.
Salah satu cara untuk mengatasi banjir jangka panjang adalah dengan perbaikan ekosistem hulu. Penanganan dari hulu menjadi poin penting, dengan memperbaiki ekosistem di daerah atas.
Pemkab berkoordinasi dengan pihak terkait, salah satunya adalah Perhutani sebagai upaya penghijauan di wilayah Semanding hingga Montong yang menjadi salah satu hulu penyebab banjir di beberapa kecamatan. [ali/ono]