Waspada DB Pada Anak, Berikut Tanda-Tandanya

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Infeksi demam berdarah (DB) seringkali ditemukan di negara tropis, termasuk di Indonesia. Demam berdarah merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Nyamuk tersebut seringkali bertelur dalam genangan air. Musim hujan seperti yang terjadi belakangan, dapat mendukung tempat bertelurnya nyamuk karena akan ditemukan banyak genangan-genangan air, terlebih jika banjir.

Penularan DB terjadi ketika Nyamuk Aedes Aegypti menggigit seseorang yang mengidap demam berdarah, kemudian virus dengue masuk ke dalam nyamuk tersebut dan dibawa untuk menggigit orang yang sehat sehingga terjadilah penularan DB.

dr. Ratna Kartini, Sp.A., M. Biomed spesialis anak dari RSUD dr. Koesma Tuban mengatakan nyamuk DB cenderung ada di jam pagi hari sampai sore hari, bukan malam hari. “Gejala DB hampir sama dengan yang lain, demam tinggi yang bandel dan bisa disertai dengan otot-otot yang sakit, malaise (lemes), mual muntah,” jelasnya.

Penyebab DB adalah virus yang sebenarnya memiliki sifat self limited atau bisa sembuh sendiri, sehingga tidak ada terapi khusus, melainkan hanya terapi supportive. “Jadi misal demam ya diberi obat penurun panas, mual diberi obat anti mual, dan dukung makan minumnya harus baik sambil diobservasi apakah ada tanda-tanda yang mengarah ke DB berat,” ungkapnya.

Tanda-tanda DB pada anak yang mengharuskan sesegera mungkin dilarikan ke rumah sakit antara lain adanya demam tinggi dengan penyulit, seperti demam dengan kejang, sesak, nyeri perut, adanya tanda dehidrasi, mual muntah terus menerus, dan ada tanda pendarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, muntah darah, atau BAB berdarah.

“Sebenarnya DB bisa dirawat di rumah, asalkan tidak ada tanda-tanda tersebut karena itu adalah warning sign DB tersebut bisa menjadi DB berat,” terangnya.

Ia melanjutkan, ada tiga fase perjalanan penyakit DB yakni fase awal, kritis, dan penyembuhan. Pada fase awal akan timbul gejala demam, dan sakit badan dalam rentang waktu 1 sampai 7 hari. “Namun di tengah-tengah itu ada fase kritis di hari ke-3 sampai ke-5 dimana demam justru turun, tapi hal tersebut merupakan fase berbahaya karena resiko DB bisa menjadi berat di hari-hari tersebut,” jelasnya.

Ciri khas demam pada DB adalah demam tinggi yang tak kunjung turun rata-rata selama tiga hari kemudian akan mulai menurun setelah hari ke-3. “Kita harus perhatikan bagaimana kondisi anaknya, lemes atau nggak, makan minumnya bagaimana, apakah ada gejala lain atau tidak,” paparnya.

Dokter spesialis anak tersebut melanjutkan bahwa terkadang ketika anak dikira orang tua sudah dingin karena sudah tidak panas, justru sebenarnya adalah bukan pertanda baik. “Dingin yang dimaksud ini dingin banget yang anyep, itu merupakan salah satu tanda sirkulasi darah dalam tubuh terganggu (shock),” jelasnya.

DB sendiri dibagi kedalam empat derajat, apabila mengenai derajat 3 dan 4 maka salah satu tandanya adalah shock yang dapat dilihat dari tangan dan kaki penderita menjadi sangat dingin dan penderita lemas yang biasa terjadi di hari ke-3 dan 4.

“Sebelum ada tanda tanda shock, anaknya lemes, mual muntah segera dibawa ke RS,” tegasnya.  

Pendarahan pada DB terkait dengan jumlah trombosit. Pada pasien DB dapat ditemukan menurunnya sel darah putih dan trombosit. Menurunnya trombosit itulah yang menyebabkan terjadinya pendarahan. “Kalau trombositnya rendah sekali, bisa menyebabkan pendarahan berulang dan sulit berhenti sehingga mungkin akan dipertimbangkan terapi-terapi yang perlu dimasukkan, makanya harus segera dicek,” ungkapnya. [din/col]