Sudah Berdiri 4 Tahun, BUMDes Leran Kulon Terhenti Karena Pandemi

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Pandemi Covid-19 yang kini sedang dihadapi oleh dunia memang membawa dampak yang cukup signifikan. Efek terbesar yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah ekonomi yang semakin menurun.

Banyak pelaku-pelaku usaha yang gulung tikar saat pandemi melanda Indonesia hampir dua tahun yang lalu. Bukan hanya usaha yang dilakoni oleh perorangan saja, namun banyak usaha-usaha yang dilakukan bersama juga mengalami masalah saat Covid-19 datang.

Salah satunya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban yang harus terhenti sementara karena kasus Covid-19 yang seolah tidak memiliki ujung.

"BUMDes didirikan pada tahun 2018 penyertaan modal dari desa 2019, aktif 2020 melalui unit usaha fotokopi dan jual ATK dan 2021 off karena pandemi," ujar Sekertaris Desa Leran Kulon, Firman Aqif Ferdhiyanto kepada blokTuban.com pada Jumat (3/12/2021).

Sebelum ditutup, toko  ATK terletak di kantor balai desa dan memiliki satu orang karyawan yang bertugas untuk menjaga toko tersebut.

Sementara perangkat desa yang mengurusinya ada tiga orang yaitu ketua, sekertaris dan juga bagian keuangan atau bendahara.

Biasanya toko yang dikelola oleh desa tersebut melayani kebutuhan operasional desa dan lembaga desa, serta melayani kebutuhan masyarakat yang hendak mengurus surat di kantor balai desa. 

Setelah usaha desa tersebut fakum selama satu tahun, Firman mengatakan jika mesin fotokopi yang biasa digunakan masih disimpan baik oleh  pihak desa.

"Untuk ATK sudah habis dan untuk mesin fotokopi ada dua unit besar dan kecil. Untuk yang besar kondisi trouble untuk yang kecil fungsi normal. Aset yang lain etalase ada 2 unit masih ada, tahun depan ada hibah CPU dari desa," bebernya.

Selama BUMDes Leran Kulo fakum sementara, dimanfaatkan pihak desa untuk merenovasi gedung atau tempat yang digunakan untuk berjualan. Rencananya akan kembali aktif pada tahun 2022 mendatang. 

Firman melanjutkan bahwa kendala yang selama ini dialami oleh desa perihal BUMDes adalah belum dapat melakukan penyertaan modal untuk pengembangan unit usaha lainnya.

"Setelah aktif lagi melayani untuk masyarakat umum juga tapi terbatas waktu. Karena waktu bukanya mengikuti waktu buka kantor desa," katanya.

Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, pasalnya pria berbaju putih tersebut mengatakan hal itu dilakukan agar tidak melemahkan usaha sejenis yang dilakukan oleh masyarat sekitar. 

Ia juga menuturkan bahwa untuk kedepannya pihak desa akan menambah unit-unit usaha lain, seperti pengelolaan usaha kuliner serta pasar Desa Leran Kulon.

"Hal tersebut masih dalam tahap perencanaan dan analisa kelayakan usaha," tutupnya. [sav/ono]