Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Acara yang seharusnya diadakan pada hari Minggu lalu dalam rangka memperingati Hari Jadi Tuban (HJT) ke-728 batal dilaksanakan. Sebab, Kabupaten Tuban masih berada pada level 3 penyebaran Covid-19 dan dinilai dapat menimbulkan kerumunan.
Kegiatan gowes bersama Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kecamatan Jatirogo tersebut dibatalkan secara mendadak, sehingga banyak pihak yang mengalami kerugian termasuk para pedagang yang gagal untuk melapak menawarkan dagangannya.
Salah satu pedagang yang rug adalah Fitriana Kartika Dewi. Pedagang dadakan ini menyewa dua parasol sekaligus kepada pihak panitia untuk berdagang.
“Masalahnya apa saya tidak begitu paham hari Sabtu parasol sudah dipasang semua, saya sudah menata dagangan saya buat Minggu pagi, ternyata tiba-tiba subuh saya mau ngantar dagangan saya lagi katanya dibatalkan, langsung lemes saya,” keluhnya saat dikonfirmasi blokTuban.com pada Selasa (23/11/2021).
Wanita yang kesehariannya berjualan ayam mentah tersebut rugi sekitar Rp3 juta. Dalam event tersebut rencananya Pipit sapaan akrabnya, ingin menjual beberapa jenis makanan dari ayam seperti ayam kampung bakar, ayam potong bakar-bakaran, dan juga es buah.
“Tiga juta itu tidak termasuk minuman kemasan untuk SPG saya karena besok-besok masih bisa dijual lagi, kaya alat panggang dan alat untuk mengepres minuman tidak saya hitung, saya kira event besar pesertanya sebanyak itu, ternyata tiba-tiba dibatalin,” ujarnya.
Karena batal berdagang, akhirnya semua makanan yang hendak ia jual dibagikan kepada teman dan juga tetangga-tetangganya. Sebab, ia sendiri binggung akan menjual makanan tersebut kemana lantaran ia hanya penjual dadakan.
Untuk bisa ikut berjualan dalam event tersebut, dikatakan Pipit, para pedagang harus menyewa parasol yang telah disediakan. Satu parasol dibandrol harga Rp35 ribu dan sudah ada sekitar 20 parasol yang terpasang saat itu.
“Mau saya jual kemana saya bingung, soalnya saya cuma pedagang dadakan saja kecuali kalau saya catering atau warung gitu nggak bingung,” sambungnya.
Pipit juga melanjutkan seharusnya kegiatan yang akan dilaksanakan di Lapangan Watsogo tersebut dibatalkan jauh-jauh hari, agar kerugian yang dialami tidak sebesar yang ia alami.
Karena selain kerugian materil Pipit juga rugi tenaga, karena sudah memasak banyak makanan pada jam istirahat agar bisa dijajakan keesokan harinya.
“Seumpama dibatalkan jau-jauh hari sebelum hari H saya tidak akan rugi banyak-banyak dan tidak akan masak sebanyak itu, pagi acara tengah malam dibatalkan begitu saja, teman-teman pedagang makanan rugi semua,” katanya.
Sementara itu, Camat Jatirogo dikonfirmasi terpisah menjelaskan, pembatalan acara tersebut karena Kabupaten Tuban saat ini masih di Level 3 PPKM. Sehingga acara di wilayah Tuban Selatan yang berpotensi kerumunan dibatalkan.
"Alasan pembatalan karena Tuban masih level 3 PPKM," tutupnya. [sav/mu]