Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Bermain sepatu roda selain menyenangkan ternyata juga memiliki banyak manfaat menyehatkan karena bisa terhitung sebagai olahraga. Sepatu roda juga sudah menjadi salah satu cabang olahraga di Indonesia.
Dalam rangka acara PORKAB Tuban yang ke VI pada Minggu (24/10/2021), Porserosi Tuban menyelenggarakan kejuaran sepatu roda di tingkat SD dan SMP. Mata lomba yang diadakan di kejuaraan tersebut adalah 100 M, 200 M, 300 M, dan 400 M dan dibedakan antara putra dan putri dan grup sesuai usia.
Salah satu pemenang lomba kejuaraan sepatu roda di Grup A, yakni untuk kelas 1-3 SD adalah Fannia Latifha, siswa kelas 3 SD di MI Hidayatun Najah. Thifa panggilannya berhasil menyabet 3 piala dan 1 medali untuk juara favorit.
“Tadi yang juara 1 lomba 300 M sama 400 M, yang 100 M juara 3,” ujarnya kepada blokTuban.com di lokasi kejuaraan kawasan Mangrove Center Jenu.
Menurut penuturan dari ayahnya, Santoso, Lathifa baru berlatih sepatu roda dari tiga bulan yang lalu dan bahkan tidak tergabung ke dalam klub sepatu roda melainkan hanya mengikuti bimbingan dan latihan dari Pak Rudi.
“Jadi dia saat ada anak-anak yang latihan sepatu roda untuk PORKAB ngikut aja, tapi Alhamdulillah katanya dia bisa mengejar latihan dari teman-temannya yang sudah lebih dulu ikut,” sambungnya.
Santoso juga mengatakan bahwa awalnya hanya mendapatkan info tentang sepatu roda dan menawarkan kepada Lathifa, ternyata anaknya mau dan setelah dicoba Lathifa mengatakan bahwa nyaman dengan permainan sepatu roda.
“Ini baru pertama juga ikut perlombaan, mungkin kedepannya latihan-latihan juga akan lebih terjadwal. Sebelum ini kan dia merasanya hanya seperti bermain,” katanya.
Untuk menjadi atlet sepatu roda tentunya dukungan orang tua sangat diperlukan, mengingat olahraga sepatu roda juga cukup berisiko dan termasuk olahraga yang perlengkapannya lumayan banyak.
Harus bersinergi antara orang tua dan anak. Anaknya harus kemauan sendiri, dan orang tua juga harus dukung biar anaknya terus semangat dan bisa menjadi atlet yang lebih baik lagi kedepannya.
Meskipun risiko cedera pada olahraga sepatu roda akan sering ditemukan karena memang sepatu roda adalah olahraga yang cukup sulit di awal, Santoso mengatakan bahwa asalkan sudah dilatih teknik-tekniknya oleh orang yang lebih ahli maka kemungkinan cedera fatal bisa diminimalisir.
“Kalau jatuh ya pasti sering, ini tadi anaknya juga jatuh, tapi nggak apa-apa masih bisa lanjut main karena sudah dilatih bagaimana posisi tumpuan dan cara bersepatu roda yang benar jadi nggak fatal,” ungkapnya.
Ia berharap kedepannya Lathifa bisa terus berlatih dan tetap semangat agar bisa mengikuti kejuaraan-kejuaraan di tahun berikutnya. Selain itu Ia menamabahkan bahwa acara PORKAB ini sebagai motivasi awal untuk mengukur kemampuan dan meningkatkan kemampuan sepatu roda Lathifa. [din/mu]