Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - DPRD Jatim mendorong percepatan revitalisasi rel Kereta Api (KA) di Tuban. KA tersebut selain untuk memperlancar distribusi produksi BBM dan bahan baku Petrokimia dari kilang Tuban, juga direncanakan dapat mengangkut masyarakat yang hendak bepergian.
Proyek Strategis Nasional (PSN) GRR Tuban saat ini sedang memasuki tahap pra-konstruksi penyusunan desain teknis (Front-End Engineering Design/FEED). Dalam Kontruksi Mega Proyek Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) atau Pertamina Rosneft menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk merevitalisasi jalur kereta peninggalan zaman Belanda di Tuban.
Revitalisasi jalur kereta mulai rute Stasiun Babat, Tuban, Merakurak dan Jenu, untuk mendukung konektivitas kilang GRR Tuban dengan sentra-sentra industri pengguna petrokimia di Pulau Jawa.
Anggota DPRD Jatim dapil XII (Tuban- Bojonegoro), Nur Azis mengatakan, dalam revitalisasi rel kereta api di Tuban ini Pemprov Jatim terlibat di dalamnya terkait perijinannya. PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) atau Pertamina Rosneft menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan sudah MoU dengan Pemprov Jatim terkait perijinan dan tata ruangnya.
"Kita berharap supaya revitalisasi rel dibantu penuh karena membantu industri di Tuban," ujar Nur Azis dilansir dari lama Kominfojatim, Senin (25/10/2021).
Politisi asal PKB itu, mengaku sudah berkoordinasi dengan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim bahwa sudah ada sinkronisasi program revitalisasi rel KA di Tuban.
"Pemprov saat saya tanya sudah setuju. Cuma sebaiknya dipercepat," tuturnya.
Azis biasa disapa menyebut bahwa revitalisasi ini, menggunakan rel KA lama peninggalan Belanda. Hanya saja, rel tidak difungsikan sejak tahun 1989. Maka, dengan banyaknya industri di Tuban, rel tersebut difungsikan kembali.
Anggota Komisi D DPRD Jatim itu menyebut, rel lama tidak melewati Kecamatan Tuban (kota). Maka Azis menginginkan agar merevitalisasi jalur rel di kota. Hanya saja, problemnya jalur rel tersebut sudah dibawah rumah penduduk, dan kantor-kantor. Artinya semua bangunan itu berdiri di atas tanah milik PT KAI.
"Saya setuju dibangun (revitalisasi) di kota. Tapi untuk jalur kota ke Babat tetap pakai jalur lama. Untuk kota dilewati aja. Kemudian jalur luar kota tetap dipakai," tuturnya.
Azis menilai jika jalur melewati kota, maka bisa timbul kemacetan yang luar biasa. Maka dirinya setuju jalur rel dialihkan di luar kota dengan melakukan pembebasan lahan lagi. "Sehingga nanti bisa nyambung Babat-Bojonegoro, Babat-Surabaya. Nanti jalurnya Babat-Tuban," paparnya.
Proyek GRR Tuban sendiri ditargetkan mulai beroperasi tahun 2027 untuk memasok BBM dan bahan baku petrokimia. Infrastruktur tersebut untuk memperlancar pengiriman produk petrokimia dari kilang GRR Tuban ke sentra industri di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Revitalisasi rel KA ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.80 tahun 2019, untuk mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di area Gerbang kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).
“Pertamina dan PT KAI sepakat mengkaji penyediaan jalur kereta api dari dan ke lokasi proyek GRR Tuban sepanjang kurang lebih 49 kilometer dengan rute Stasiun Babat, Tuban, Merakurak dan Jenu,” pungkasnya. [ali/mu]