Latih Kadernya, Ansor Jatim Hadirkan 6 BUMN

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

 

blokTuban.com - Jajararan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor se-Jawa Timur mendapatkan pelatihan dan pendampingan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kantor Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur, Sabtu (16/10/2021).

 

Ketua PW Ansor Jatim, Syafiq Sauqi berharap ada peningkatkan kualitas kader GP Ansor se-Jatim di bidang UMKM. Untuk mencapai tujuan tersebut pihaknya mengundang 6 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT. Petrokimia Gresik, PT. Pelindo III, PTPN XII, PT. Pos Jatim, PT. Semen Gresik (SG), dan PT. Garam (Persero).

 

"Acara Pelatihan Pendampingan UMKM ini sangat penting, karena kegiatan ini merupakan ikhtiar dari Pimpinan Pusat GP Ansor, untuk meningkatkan pemberdayaan kader," kata Gus Syafiq.

 

Data sampaikan Gus Syafiq, di Jawa Timur ini penyumbang kontribusi PDRB terbesar adalah dari UMKM, yakni sebesar 57,25%. Ditegaskan Gus Syafiq, PW GP Ansor di bidang perekonomian, juga telah mendata sebagian dari anggota Ansor se-Jawa Timur, ada 475 di database UMKM yang terdata.

 

"Dengan kehadiran 6 BUMN ini, awal dari kolaborasi GP Ansor dengan BUMN. Kalau kata Gus Yaqut dengan kolaborasi, 1 ditambah 1 bukan 2, tapi bisa 100.000 atau 10.000 dan sebagainya," tegas mantan ketua PC GP Ansor Tuban tersebut.

 

Gus Syafiq berharap, kepada Addin Jauharudin yang menjadi Wakil Ketua Bidang Ekonomi PP GP Ansor, untuk menyediakan market place yang mampu memotong mata rantai distribusi. Sebab, di Jawa Timur, menjamur tengkulak-tengkulak yang membuat harga menjadi lebih tinggi, sehingga membuat harga ke konsumen lebih tinggi dan merugikan produsen. 

 

"Kami berharap GP Ansor bisa memberikan solusi," harapnya.

 

Di waktu yang sama, Addin Jauharudin, Wakil Ketua Bidang Ekonomi PP GP Ansor menjelaskan, enam BUMN yang hadir, bukan merupakan ajang pameran BUMN. Pihaknya menandaskan, BUMN yang hadir di Graha PW GP Ansor Jawa Timur ini, melihat GP Ansor ini adalah masa depan NU dan NU masa depan.

 

"Ansor ini ibaratkan sebuah dapur, kalau dapur ini diracik secara bagus, maka akan menghasilkan makanan yang nikmat. Akan tetapi, kalau tidak bisa mengelolanya, maka akan menghidangkan makanan yang tidak enak," tuturnya.

 

Lebih lanjut, Mantan Ketua Pengurus Besar PMII itu menjelaskan, bahwa problem terbesar adalah culture. Sehingga yang utama adalah culture transfomation, yakni transformasi budaya. 

 

"Bagaimana caranya, struktur Ansor hingga ranting, selain bicara kaderisasi, keagamaan, penguatan kebangsaan. Secara institusi juga bicara tentang pribadi-pribadi yang punya usaha," ungkapanya.

 

"Karena, sebanyak apapun jaringan, jika tidak memiliki data, tidak akan berdampak apapun, karena data itu harus diolah, dianalisa, kemudian dibuat klasterisasi, dengan data yang sudah di klasterisasi, kemudian kita tau, bermitranya harus kemana. Kalau datanya masih global, kita susah untuk membangun kemitraan dan strategi pengembangan usahanya," jelasnya.

 

Ia berharap, kader GP Ansor yang memiliki usaha, supaya koordinasi setelah Pelatihan Pendampingan UMKM. Sehingga usaha terus berjalan dan seiring berkembang.

 

"Maka kita (PP GP Ansor) bikin study Ansor yakni di monitoransor.org, silahkan mendaftar disitu, kemudian data itu di Pimpinan Pusat akan disimpan. Data ini, akan dikoordinir secara rapi, jadi monggo PW ansor jatim mau dibikin sistem seperti apa," pungkasnya. [Rof]