Petani Sidomukti Diajari Buat Pupuk Decomposer

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com – Sejumlah petani di Desa Sidomukti Kecamatan Kenduruan, Tuban diajari membuat pupuk decomposer. Praktik tersebut setelah mereka mengikuti Ngaji Tani yang digelar mahasiswa KKN PAR IAI Al-Hikmah Tuban, Minggu (15/8/2021).

Participatory Action Research (PAR) merupakan metode yang digunakan oleh Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di beberapa tahun ke belakang.

Tahun 2021 inipun, PAR kembali dilaksanakan di salah satu desa di Kecamatan Kenduruan Kabupaten Tuban, yaitu Desa Sidomukti. PAR menjadi paket komplit bagi mahasiswa untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Participatory Action Research (PAR) adalah metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara warga masyarakat dalam suatu komunitas atas bawah yang semangatnya untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi dan relasi kekuasan (perubahan kondisi hidup yang lebih baik).

Kegiatan Ngaji Tani yang diselenggarakan di balai Desa Sidomukti ini dihadiri oleh semua ketua kelompok tani Desa Sidomukti dari lima dusun yang ada di desa yang didominasi oleh petani tersebut.

Ada tiga pemateri yang hadir, yaitu Mubarok Arifin selaku perwakilan dari Asosiasi Petani Indonesia (API JATIM), Wakhid hasyim selaku perwakilan LPP-NU SOKO (Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama), serta Arzikhu Ridhoatullah selaku serikat petani Tuban.

Kepala Desa Sidomukti yang diwakili oleh perangkat desa Ali Masykur berharap semua petani yang hadir bisa mengambil intisari dari narasumber dan diharapkan bisa membantu untuk pertanian Desa Sidomukti.

“Diharapkan setelah mendapat ilmu baru para kelompok tani bisa berdiskusi dengan pemerintah desa dan bisa di anggarkan di APBDES,” ucapnya.

Mubarok Arifin selaku pemateri mendorong petani yang canggih, punya mibdset berpikir kita sebagai negara agraris, petani berperan penting terhadap pangan negara.

”Paling tidak ada pembenihan sendiri di desa ini, juga pola tanam perlu diperhatikan untuk mengusir hama tikus, harus ada skema dijadikan benih,” tambah Wakhid Hasyim.

Arzikhu juga menambahkan hal yang penting adalah usaha untuk selalu memperbaiki tanah, selain itu aplikasi obat rumput yang terlalu tinggi dapat mematikan mikroorganisme baik. Selain penyampaian materi dari ketiga pemateri, terdapat pula praktik yang dilaksankan, sehingga ada perpaduan yang lengkap baik dari materi maupun praktik.

Dalam kegiatan tersebut ada praktik pembuatan pupuk decomposer. Niswatin Nurul Hidayati, selaku Dosen Pendamping Lapangan Pertama berharap acara hari ini dapat membawa Sidomukti yang lebih baik kedepannya khususnya dalam bidang pertanian

“Semoga KKN Participatory Action Research (PAR) dapat terus dilaksanakan, dimana mahasiswa dapat belajar untuk meneliti sekaligus mengabdi kepada masyarakat,” tandasnya. [ali/col]