Bakpao Buatan Napi Lapas Menggugah Selera

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com – Suatu pagi aroma wangi adonan kue bakpao yang dibuat Kastur menyeruak keluar dari dapur Lapas Tuban. Tahanan yang pernah menjabat sebagai kepala desa di Kecamatan Tambakboyo itu sedang membuat bakpao yang akan dijual di dalam Lapas.

Ekspresi serius nampak dari wajah kastur ketika mencampur adonan dan membantingnya supaya lebih kenyal yang dibuatnya sejak pukul 09.00 Wib.  Dari tangannya, puluhan bakpao lezat yang menggugah selera dihasilkan saban hari.

Kastur telah menjalani masa tahanan 1 tahun tujuh bulan dari putusan 1 tahun 8 bulan, Hobi lamanya kembali muncul, semenjak mengikuti pelatihan di Lapas kerjasama dengan BLKI Tuban pada tahun 2020.

Dibanding teman sejawatnya, Kastur terbilang paling tekun dalam pelatihan itu. Semulai hanya pelatihan donat, kemudian ia kembangkan menjadi bakpao. Kelezatan donat dan bakpao yang selama ini dinikmati tahanan, rasa giruhnya berasal dari otaknya.

Keterbatasan fasilitas bukan menjadi penghalang bagi Kastur.  Ia bercerita yang berat dalam proses membuat bakpao adalah membanting adonan, karena butuh energi lumayan banyak.

“Berkat pelatihan di Lapas hobi lama saya yang suka kuliner muncul. Sehari dapat membuat 60 bakpao dan aneka gorengan lain seperti ote-ote, tempe, hingga tahu isi,” ucap Kastur kepada blokTuban.com di ruang hasil karya Narapidana Lapas, Sabtu (31/7/2021).

Satu biji bakpao, Kastur menjualnya Rp2000. Hasil penjualannya sebagian dipakai untuk jajan Narapidana yang ikut membuat. Adapun bahan pembuatan bakpao diantaranya, tepung terigu, tepung beras, telor, gula, mentega, dan pernifan.

Sudah setahun ia dan teman-temannya berkreasi di dapur Lapas. Butuh waktu 30-1 jam untuk menyajikan bakpao yang lezat. Saat ini ada dua isian bakpao buatannya, yaitu cokelat dan gula warna-warni.

Kelembutan bakpao buatan Kastur diakui oleh pihak Lapas. Kalapas Kelas IIB Tuban, Siswarno juga mengakui sangat terbantu dengan kegiatan positif para napi. Koperasi Lapas bebannya lebih ringan dalam menyediakan makanan, karena pandemi makanan yang masuk ke Lapas dibatasi.

“Kue dan jananan buatan Kastur dan teman-teman ini sangat membantu mencukupu kebutuhan jajanan Napi,” sambung pria asal Mrutuk Widang itu.

Dijelaskan bahwa keahlian para Napi di Lapas Tuban berasal dari Diklat kerjasama Lapas dan BLKI pada tahun 2020 lalu. Harapannya  selepas dari tahanan, mereka dapat berwirausaha mandiri atau melamar pekerjaan sesuai kehalian yang dimilikinya.

Beberapa produk yang dihasilkan Napi di dapur Lapas mulai donat, bakpao, peyek ikan teri, tempe, ote-ote hingga tahu isi.

Saat menghabiskan waktu seharian di dapur, tidak membuat bosan Kastur dan teman-temannya. Sebulan lagi setelah bebas, Kastur bertekad membuka usaha mandiri di tempat asalnya sesuai bakat kuliner yang ditekuninya. [ali/sas]