Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Yudi Irwanto bersama tim pada Rabu (16/12) sore sekitar pukul 17.00 WIB berkeliling di beberapa titik rawan sepanjang Sungai Bengawan Solo.
Patroli rutin tersebut bersamaan dengan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) yang naik turun karena perbedaan curah hujan di wilayah hulu dan hilir sungai.
"Ketika TMA ini masuk siaga hijau dan kuning, tim langsung dibagi di lapangan sesuai dengan posnya. Ada yang ditugaskan di Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, Soko, dan Parengan," tutur Kalaksa BPBD Tuban, Yudi Irwanto ketika ditemui blokTuban.com di sela kegiatan penyemprotan desinfektan di Jalan Diponegoro Tuban, Kamis (17/12/2020).
Beberapa titik yang dipantau Yudi yaitu Bendung Gerak Babat, Desa Kebomlati Kecamatan Plumpang, dan Karangtinoto Kecamatan Rengel. Kedatangannya ke lapangan untuk memastikan bahwa kondisi air Sungai Bengawan Solo aman.
Khusus Desa Kebomlati karena letaknya tepat di pinggir sungai dan di bawah tanggul, sehingga menjadi titik rawan luapan sungai. Ketika TMA sudah siaga kuning, BPBD segera koordinasi dengan Camat, Forkopimca, dan Kepala Desa untuk menentukan langkah penanggulangan bencana.
Seperti pembuatan posko, titik tempat evakuasi masyarakat ketika banjir tiba. Tak kalah pentingnya BPBD telah menyiapkan kebutuhan dasar untuk masyarakat Tuban. Kalau ada pengungsi jangan sampai tidak makan.
"BPBD sudah siap Sembako, makanan siap saji, selimut dan lain sebagainya," imbuh mantan Kabag Umum Pemkab Tuban.
Di sisi keamanan tanggul Bengawan Solo, Yudi menambahkan sebelum ada perbaikan 100 persen tanggul yang paling rawan ada di Sembung Plumpang. Saat ini yang dikhawatirkan di daerah Rengel, ada beberapa desa yang belum ada tanggulnya.
"Kalau Bengawan Solo naik akan meluber ke persawahan. Alhamdulillah untuk saat ini belum sampai ke permukiman," tegasnya.
Data blokTuban.com, upaya pembebasan lahan oleh Pemkab untuk tanggul juga masih di bawah 50 persen pada akhir 2018. Kendati masih terkendala pembebasan lahan, proyek penangkis banjir tahunan itu justru tersisihkan dibanding proyek Jembatan Kanor-Rengel sepanjang 200 meter.
Pembebasan lahan tanggul ini didanai APBD Tuban sejak Februari 2015. Dari 60 Km panjang tanggul hingga akhir 2018, lahan warga yang sudah terbebaskan sekitar 25 Kilometer.
Bentang tersebut dari wilayah Kecamatan Widang, Plumpang, dan sebagian wilayah Kecamatan Rengel. Terakhir tanggul yang dibangun sampai Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, sisanya 35 kilometer belum dibangun.
Di antara wilayah yang belum terbangun tanggul ada 11 desa di Kecamatan Rengel dan Soko. Yakni Desa Sumberejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorejo, dan Ngadirejo di Kecamatan Rengel. Desa Glagahsari, Kendalrejo, Mojoagung, Simo, Kenongosari, dan Pandan Wangi di Kecamatan Soko. [ali/col]