Reporter: --
blokTuban.com - Pandemi virus corona penyebab Covid-19 masih terjadi di hampir penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Hingga jelang akhir 2020, kasus virus corona di Indonesia bahkan telah melampaui 600.000 kasus, tepatnya 605.243.
Banyak ahli dan ilmuwan dari berbagai negara masih melakukan penelitian terkait virus corona ini. Salah satunya adalah untuk mengetahui sejumlah gejala yang dialami para penderita Covid-19.
Sebab saat ini Covid-19 memberikan efek yang berbeda-beda di setiap orang. Terdapat pasien positif yang dapat pulih dengan cepat, namun ada pula yang mengalami kondisi parah.
Masa inkubasi virus corona
Melansir laman Harvard Health Publishing(03/12/2020), penelitian terbaru menunjukkan bahwa masa inkubasi atau waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala pada pasien Covid-19 adalah tiga hingga tiga belas hari.
Temuan tersebut relevan dengan imbauan melakukan karantina mandiri dan pemantauan dari layanan kesehatan selama 14 hari, sehingga pasien Covid-19 tidak menularkan virus kepada orang lain.
Gejala- gejala virus corona
Dilansir dari laman World Health Organization (WHO), terdapat tiga jenis gejala yang dialami penderita Covid-19, yaitu gejala umum, less common, dan gejala serius.
Pertama-tama, gejala orang yang terinfeksi virus corna secara umum akan mengalami demam, naiknya suhu tubuh, batuk kering,dan kelelahan.
Batuk kering yang diderita pasien covid-19 berbeda dengan batuk biasa.
Batuk kering pada pasien covid-19 terjadi terus-menerus, disertai sesak napas, atau terkadang diikuti demam, pusing, dan nyeri otot.
Kedua gejala less common di antaranya, nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan/kaki.
Konjungtivitis merupakan infeksi pada konjungtiva (selaput transparan) yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata.
Ketika seseorang mengalami konjungtiva, bagian putih mata mereka tampak kemerahan disertai rasa gatal dan berair.
Selanjutnya, seperti telah disebutkan, orang yang terinfeksi virus corona juga bisa mengalami hilangnya kemampuan untuk mencium bau dan rasa ini disebut dengan anosmia.
Apabila dalam kondisi serius, pasien virus corona dapat mengalami sesak napas, nyeripada dada, dan tidak bisa berbicara atau bergerak.
Selain ketiga jenis gejala yang disebutkan di atas, terdapat gejala lain virus corona yang dialami oleh pasien Covid-19, yaitu delirium.
Delirium merupakan perubahan yang terjadi pada fungsi mental seseorang secara mendadak, mengalami kebingungan parah dengan kesadaran yang berkurang.
Delirium yang lebih banyak terjadi pada lansia ini juga mempengaruhi kemampuan berkonsentrasi, berpikir, mengingat, dan pola tidur seseorang.
Delirium pun dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu
1. Delirium tremens, bentuk parah dari kondisi yang dialami orang-orang yang berusaha berhenti mengonsumsi minuman beralkohol
2. Delirium hiperaktif, jenis ini dikenal dengan kegelisahan (mondar-mandir), agitasi, perubahan suasana hati yang cepat, halusinasi, dan tidak mau bekerjasama.
3. Delirium hipoaktif, penderitanya tidak banyak beraktivitas seperti biasanya, lesu, merasa kantuk yang tidak normal, dan tampak lingung pada seseorang. Bahkan, si penderita lebih sering tertidur dan lupa terhadap tugas sehari-hari
4. Delirium campuran, terdiri dari gejala yang sama antara delirium hiperaktif dan hipoaktif, sehingga dapat cepat beralih dari keadaan delirium hiperaktif ke hipoaktif.
Menurut penelitian dari Anadolu Agency yang dikutip (09/12/2020), gejala-gejala yang dialami pasien positif Covid-19 ini dapat bertahan lebih dari enam minggu, walaupun pasien tersebut termasuk ke dalam pasien dengan faktor risiko yang rendah.
Para peneliti pun menyebut gejala Covid-19 yang tak kunjung hilang ini dengan long Covid. Setelah 6 minggu terpapar Covid-19, pasien Covid-19 masih dapat mengalami kelelahan, anosmia, sesak napas, batuk terus-menerus, dan sakit kepala. [lis]
Sumber: kompas.com