Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Lima belas hari lagi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak bakal digelar. Kabupaten Tuban yang juga menyelenggarakan gelaran pesta demokrasi, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tengah mempersiapkan segala kemungkinan perihal agenda 9 Desember 2020 mendatang. Termasuk sejumlah potensi kerawanan yang ada.
Bicara soal potensi kerawanan Pilkada, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tuban, Sullamul Hadi membeberkan beberapa poin penting yang bakal jadi pertimbangan dan bahasan lanjutan.
"Potensi kerawanan hari ini kalau kita tentukan tingkat kerawanannya dimana, hampir semua rawan," ucap Ketua Bawaslu Tuban dalam forum NGOPI yang disiarkan PAC Ansor Soko beberapa waktu lalu.
Tentang poin potensi kerawanan Pilkada, sambungnya, dikerucutkan beberapa poin. Pertama, rawan tertular. Dalam situasi yang masih diselimuti pandemi Covid-19 ini, kalau pemilih tak menerapkan protokol kesehatan (prokes), maka akan rawan terpapar.
Pandemi yang tak disikapi dengan bijak, kampanye menjadi tidak ada. Bukan tanpa sebab Ketua Bawaslu mengatakan demikian. Sebab, merujuk pada Pemilu 2017 yakni Pilgub Jawa Timur.
"Begitu mendekati hari H (Pilgub *red), saking minimnya alat peraga kampanye, orang menjadi bingung dan tanya lho, ini mau ada apa? Besok mau ada pilihan kok sekarang baru tanya mau ada apa. Lucu," kisah Ketua Bawaslu Tuban yang akrabnya disapa Gus Hadi ini.
Pihaknya tak mau peristiwa semacam itu terjadi lagi, apalagi dalam Pilkada Tuban. Maka, sebisa mungkin digalakkanlah sosialisasi dan komunikasi kepada semua lapisan masyarakat. Baik dari pemuda, tokoh masyarakat, perorabgan, komunitas, dan lain sebagainya.
"Rawannya disitu. Rawan tidak banyak yang tahu," jelas Gus Hadi dalam Ngobrol Penuh Ilmu Tentang Pemilu di area Kopi Latar, Desa Sokosari, Kecamatan Soko. [feb/col]