Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Di kalangan masyarakat, masih ada sebagian yang belum mengerti pentingnya vaksin untuk mencegah penyakit menular. Hal itu membuat perlunya sosialisasi perihal vaksin dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Kemampuan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu seperti Covid-19, membuatnya menjadi alat yang paling efektif untuk mencegah penularan.
Dalam Dialog Produktif bertema “Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan” yang diselenggarkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (23/11/2020), dr. Dirga Sakti Rambe, vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam menjelaskan, setiap vaksin punya efektivitas yang berbeda-beda. Dan, vaksin pun tidak akan mendapat ijin apabila efektivitasnya rendah.
“Untuk vaksin Covid-19, WHO menetapkan efektivitas minimal mencapai 50%. Kita harapkan vaksin yang ada nanti efektivitasnya lebih tinggi dari angka yang ditetapkan WHO,” jelasnya.
dr. Dirga, begitu ia disapa menegaskan, keliru bila ada anggapan vaksin itu tidak ada gunanya. Karena vaksin sifatnya melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi. Vaksin juga diklaim punya keunggulan yang tidak dimiliki upaya pencegahan yang lain, yaitu vaksin memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik.
“Oleh karena itulah banyak dokter dan ahli yang menyatakan bahwa vaksin efektif sebagai alat mencegah penularan Covid-19, selain tentunya terus disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman),” tegas Vaksinolog tersebut.
Sebagai dokter yang menangani pasien Covid-19 sejak Maret, ia menilai Covid-19 merupakan penyakit yang luar biasa sekali. Penularannya cepat sekali, memburuknya kondisi pasien pada beberapa kasus kadang juga cepat sekali. Jadi, ia mengaskan jika tidak benar apabila Covid-19 diremehkan.
Masih dr. Dirga, Vaksin menjadi harapan untuk upaya menekan penyebaran Covid-19. Masyarakat diminta untuk yakin, bahwa vaksin yang disiapkan aman dan efektif karena harus terlebih dahulu mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah sebelumnya melalui berbagai proses penelitian yang panjang termasuk tahapan uji klinik yang memastikan keamanan dan keefektifannya.
“Kalau sudah ada izin (pemakaiannya), tidak usah ragu lagi. Apabila izinnya ada dan pemerintah meminta kita vaksinasi, segera kita kerjakan bersama. Sejauh ini dari hasil uji klinik terkait keamanan, tidak ada catatan efek samping yang serius mengenai keamanan vaksin ini,” tandas Dokter Spesialis Penyakit Dalam tersebut.
Hal senada juga dilontarkan dr. Twindy Rarasati , jika vaksin sebagai alat intervensi kesehatan masyarakat di saat pandemi memang sangat dibutuhkan. Selain penyakit tersebut berbahaya bagi kesehatan, gejala terinfeksi Covid-19 bisa sangat minim sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi. Inilah yang mengakibatkan banyaknya pasien Covid-19 yang terlambat ditangani atau justru mendapat penanganan pada saat gejala dan kondisi yang memburuk.
“Ada banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari Covid-19, oleh karena itu selalu aware dengan apapun yang dirasakan oleh tubuh kita. Jangan sampai merasa sehat karena tidak demam. Padahal ada gejala terinfeksi Covid-19 di luar demam”, ujar dokter yang sekaligus penyintas Covid-19 tersebut.
Informasi yang benar terkait protokol kesehatan dan vaksin perlu untuk masyarakat perbaharui secara berkesinambungan. Informasi yang benar dan berasal dari narasumber terpercaya di bidang Kesehatan sangat perlu disampaikan kepada publik. Hal ini mencegah masyarakat terjebak kabar hoax yang menyesatkan.
“Pada waktu saya terpapar di awal April kemarin, protokol kesehatan tidak sebaik saat ini. Masyarakat saat itu juga belum sepenuhnya memahami penyakit ini seperti saat ini. Protokol Kesehatan dan tanggung jawab diri yang tinggi tetap harus kita lakukan untuk bisa keluar dari pandemi ini. Perbarui ilmu dan informasi ini terus menerus, karena dinamikanya cepat, apalagi nanti saat vaksin sudah ditemukan,” terang dr. Twindy.
Pihaknya yakin untuk vaksin, sebab semua aspek sudah dipertimbangkan. Namun kata dia, bukan berarti dengan adanya vaksin, masyarakat menggantungkan semuanya kepada vaksin. Tetapi harus ada protokol kesehatan dan melindungi diri sendiri yang adalah tanggung jawab bersama.
“Saring dan jadilah kritis dalam setiap pemberitaan jangan sampai termakan hoax,” tutup dr. Twindy. [rof/col]