Reporter: -
blokTuban.com - Setiap orangtua tentu ingin anaknya meraih kesuksesan dalam hidup. Tapi terkadang hal ini membuat orangtua menuntut anak melakukan segala sesuatu secara sempurna.
Seringkali orangtua berambisi berlebihan sehingga berdampak buruk bagi perkembangan psikologis dan akademik anak.
Suatu studi baru yang dilakukukan oleh Profesor Chris Segrin dan tim risetnya menemukan, orangtua yang memiliki pola asuh serba sempurna dan kecemasan dapat mengarah pada helicopter parenting.
Istilah helicopter parenting mengacu pada pola pengasuhan di mana orangtua mengendalikan semua tindakan anak karena mengira dirinya yang paling benar.
Namun, sekarang banyak orangtua yang meninggalkan pola asuh tersebut dan lebih membebaskan anaknya berekspresi.
Selain itu, helicopter parenting diklaim memberikan dampak negatif pada orangtua dan anak serta dapat merusak hubungan keduanya.
Target tinggi
Masih ada orangtua yang belum menyadari jika pola pengasuhannya kurang tepat. Salah satunya mengharapkan kesempurnaan dari anak.
Orangtua yang perfeksionis cenderung memiliki tujuan dan target pencapaian yang harus diraih anak-anak berdasarkan standar mereka.
Hal ini membuat orangtua terikat dengan anak-anak dan mengatur semua aktivitas. Alhasil anak tidak memiliki ruang untuk belajar melakukan sesuatu atau membuat keputusan untuk diri sendiri.
“Orangtua ingin anak-anaknya berprestasi sesuai keinginan mereka karena itu membuat orangtua terlihat baik,” kata Segrin seperti dikutip Asia One.
Memang tidak ada salahnya orangtua berharap anak mendapatkan hasil yang sempurna. Hal ini juga menunjukkan kepedulian.
Sayangnya, orangtua mengukur keberhasilan anak sesuai dengan standar mereka. Ini adalah pola asuh yang berlebihan dan kurang tepat.
Selain kesempurnaan, studi yang dilakukan Segrin menunjukkan kecemasan orangtua juga dapat menyebabkan terjadinya overparenting.
Menurut studi tersebut, merasa cemas tentang anak-anak tidak selalu mengakibatkan pola asuh yang berlebihan. Tetapi bisa menjadi permulaan.
Terlalu mengkhawatirkan anak dapat menyebabkan orangtua langsung memikirkan risiko dan bahaya yang belum tentu terjadi.
Ada alasan yang membuat orangtua menjadi terlalu cemas. Misalnya saja memiliki kesalahan di masa lalu.
Hal ini membayangi orangtua sehingga tidak ingin anak-anaknya mengalami kejadian yang sama atau peristiwa buruk dalam hidupnya.
*Sumber: kompas.com