Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field (PEP Sangasanga) menjaga kehandalan operasi migas di Kutai Kartanegara di tengah pandemi Covid-19. Sebagai salah satu unit operasi PT Pertamina EP (PEP), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), terus mengupayakan pencapaian target produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
Pjs. Sangasanga Field Manager, Guruh Prasetyo menjelaskan, PEP Sangasanga merupakan salah satu lapangan backbone Pertamina EP Asset 5 (PEP Asset 5), dimana produksi dari PEP Sangasanga menyumbang 33% terhadap produksi di PEP Asset 5.
"Target produksi PEP Sangasanga tahun 2020 sebesar 4.980 barrel oil per day (bopd) untuk minyak, sedangkan target gas sebesar 3,65 million standard cubic feet per day (mmscfd)," terang Guruh kepada blokTuban.com, Sabtu (10/10/2020).
Peningkatan produksi minyak di PEP Sangasanga, lanjut Guruh, terutama dari kegiatan pengeboran di struktur North Kutai Lama (NKL), Samboja, Muara, dan Anggana. Namun kontribusi terbesar berasal dari sumur NKL-1117 dengan rata-rata produksi mencapai 500 bopd di tahun 2020. Jumlah tersebut hampir 10% dari total produksi PEP Sangasanga.
Selain kegiatan pengeboran, peningkatan produksi juga berasal dari pekerjaan workover di struktur Samboja. Diantaranya, hasil workover sumur SBJ-345 yang memberikan kontribusi produksi sebesar 150 bopd pada tahun 2020 ini.
Guruh Prasetyo dengan tegas menyampaikan, berjuang di tengah pandemi COVID-19 dan anjloknya harga minyak dunia, bukanlah hal yang mudah bagi PEP Sangasanga. Dunia migas yang sarat dengan modal operasi, harus adaptif beroperasi dengan efektif dan efisien.
“Pada masa pandemi ini, tantangan dunia migas lebih besar dari biasanya,” tegas Guruh.
Ia menambahkan sesuai arahan top management Pertamina EP, seluruh lini perusahaan perlu mengoptimalkan pos anggaran yang ada. Oleh karena itu, Pertamina EP Sangasanga mengevaluasi kembali proyek-proyek yang sudah direncanakan agar berjalan efektif, efisien, dan ekonomis dari segi bisnis.
Salah satu caranya adalah menerapkan quick win strategy yaitu dengan mengoptimalkan pengeluaran anggaran sewa lifting sumur namun tetap mempertahankan produksi sumur dengan optimal.
Tantangan lain yang dihadapi dalam operasional migas di masa pandemi ini, antara lain terhambatnya proses pengiriman material maupun jasa. Sebab hal itu memerlukan tambahan waktu akibat adanya pemberlakuan PSBB di beberapa tempat.
Adanya penambahan biaya yang dibutuhkan oleh tim di lapangan, untuk kebutuhan meminimalisir dampak pandemi COVID-19 yang dipersyaratkan, serta faktor psikologis para pekerja lapangan. Untuk itu PEP Sangasanga terus melakukan upaya terbaiknya dalam pencegahan penyebaran COVID-19 dengan menerapkan protokol ketat COVID-19.
“Pencapaian produksi saat ini tentunya merupakan hasil dari usaha secara teknis dan kedisiplinan seluruh unsur di PEP Sangasanga ini dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Sekali saja kita lalai dalam melaksanakan protokol COVID-19, bisa saja akan berpengaruh pada kegiatan dan proses bisnis di lapangan Sangasanga. Pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja produksi migas kita,” ulas Guruh panjang lebar.
Sampai saat ini performance produksi PEP Sangasanga memuaskan. Melihat produksi minyak rata-rata sampai dengan bulan September sebesar 5.700 bopd, sementara produksi gas mencapai 2,52 mmscfd.
“Alhamdulilah, ucap syukur kepada Allah SWT dan terima terimakasih atas dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, meski pandemi masih berlangsung, namun operasi produksi migas PEP Sangasanga masih dapat berjalan dan tidak terganggu secara signifikan. Semoga ke depannya pandemi dapat segera berlalu sehingga kegiatan operasi migas kembali berjalan kondusif dan lebih agresif,” pungkasnya. [rof/ito]