Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) memberikan dukungan sarana tempat, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh prajurit Kopaska selama latihan tempur di Kabupaten Tuban, Kamis (27/9/2020).
Dukungan ke Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut Koarmada II ini, sebagai sinergi TPPI dengan pihak keamanan. Tujuannya meningkatkan komunikasi, silaturahmi dan koordinasi yang baik sehingga menumbuhkan harmonisasi dalam menjaga kestabilan keamanan Kilang TPPI.
Operation Director & COO PT. TPPI, Erwin Widiarta mewakili Manajement TPPI menyampaikan, bahwa Kilang TPPI Tuban merupakan objek vital nasional (Obvitnas) sekaligus aset negara. Dimana saham Pertamina 81 persen, dan menjadi tumpuan penghasil devisa sehingga perannya sangat penting.
Dalam operasionalnya TPPI membutuhkan dukungan dari semua stakeholder. Adanya latihan ini tentu meningkatkan kerjasama pengamanan dengan TNI AL. Selain itu, TPPI juga membuat program pengamanan dengan Polri. "Ini merupakan bagian manajemen keamanan yang dibangun di Kilang TPPI," tutur Erwin kepada blokTuban.com.
Sekilas bisnis yang dijalankan TPPI, saat ini sedang mempersiapkan projek peningkatan kapasitas kilang. Ada dua unit yang akan diupgrade yaitu unit aromatik dan platforming.
Aromatik tersebut akan meningkatkan parexyline dari 600.000 ton menjadi 780.000 ton. Untuk platforming meningkatkan 50 ke 55 Kbd. Tentu saja ini akan menambah produk yang dibutuhkan oleh Indonesia, kalau parexyline sebagai bahan baku PTA industri kimia tekstil dan turunannya.
"Bisnis lainnya saat ini kerjasama tolling dengan Pertamina memproduksi BBM, Pertadex, Pertamax dan lainnya," bebernya.
Untuk jangka panjang sesuai permintaan Presiden RI, Joko Widodo, TPPI membangun pabrik olefin yang bahan bakunya dari TPPI sendiri. Dengan demikian, menjadi nilai tambah yang luar biasa dan sangat penting.
Pembangunan Proyek TPPI Olefin Complex memiliki nilai investasi mencapai 50 triliun rupiah yang memproduksi Aromatic dan Olefin. Proyek TPPI Olefin Complex akan menggunakan lahan milik PT. TPPI dengan luasan 100-120 hektar.
Proses EPC proyek ini ditargetkan pada Desember 2021-Maret 2024. Sedangkan saat ini masih dalam proses pematangan Engineering Plan dan setelah proses EPC ditargetkan bisa berproduksi mulai April 2024.
Sementara itu, Panglima Komando Armada II TNI AL Laksamana Muda TNI Herru Kusmanto menjelaskan, prajurit Kopaska melakukan penyergapan terhadap pengganggu keamanan yang ingin memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sesuai skenario latihan perang laut khusus, kilang minyak telah dikuasai musuh. Tiga tim langsung menyerbu dari udara, laut dan darat. Perebutan berhasil dilakukan oleh Komando Pasukan Katak TNI AL di TPPI.
Musuh tak berkutik saat pasukan katak menyergap. Sejumlah gerombolan pengacau keamanan ini pun langsung dilumpuhkan dan tewas di tangan Pasukan Elit Kopaska.
Dentuman meriam dan aksi tembak menembak antara Prajurit Kopaska dan pengacau keamanan ini berlangsung sengit. Sempat membuat aktifitas di perusahaan minyak dan bahan kimia ini berhenti beroperasi.
Satu jam pertempuran darat membuat pasukan Kopaska dapat kembali menguasai aset nasional. Pasukan beraksi di pantai saat pasukan musuh telah menguasai Kapal KRI Soeharso yang sedang mengirim logistik ke darat.
Sejumlah tim yang diterjunkan diantaranya Tim Combat Diver diluncurkan dari kapal selam melalui tabung torpedo. Tim ini menyelam menuju dermaga untuk menghancurkan dermaga serta objek vital di pangkalan logistik yang berada di pinggir pantai Laut Jawa tersebut.
Tim kedua yang tak kalah hebat yaitu, tim Combat Freefall. Tugasnya melaksanakan infiltrasi melalui udara dikombinasi dengan membawa alat selam yang selanjutnya setelah diterjunkan dari pesawat tim tersebut mendarat di air, dan melanjutkan pergerakan menyelam menuju kapal lokasi logistik musuh yang sedang lego untuk dihancurkan.
Sedangkan tim Combat Raiding Rubber Craft melaksanakan pengedropan perahu karet melalui udara pada koordinat tertentu di laut, untuk mendapatkan area cegat terhadap kapal logistik musuh.
Setelah perahu karet mendarat di air para penerjun mendarat mendekat perahu karet melaksanakan perangkaian dan pemasangan motor tempel. Selanjutnya melaksanakan intercept terhadap kapal logistik musuh sehingga perhubungan laut lawan terganggu.
"Konsep operasi khusus ini dilaksanakan dengan tingkat kerahasiaan tinggi sehingga musuh tak menyangka jika akan disergap di pagi buta,” paparnya.
Latihan perang laut khusus ini, mengambil skenario bahwa setelah adanya niat dari negara luar tertentu untuk mengganggu kedaulatan NKRI dengan cara mencaplok pulau terluar Indonesia yang diimplementasikan dengan membangun sebuah tempat khusus, menjadi pangkalan logistik yang digunakan sebagai tempat refuel kapal perang yang beroperasi di perbatasan NKRI.
“Kopaska TNI AL yang ditugaskan untuk melaksanakan operasi khusus melakukan sabotase pangkalan logistik musuh tersebut. Sasaran terpilih seperti dermaga, kilang minyak, ruang kontrol serta mengganggu kapal-kapal logistik musuh yang akan mensuplay bahan bakar minyak ke pulau tersebut,” pungkasnya. [ali/rom]