Reporter: -
blokTuban.com - Semenjak work from home diterapkan karena pandemi Covid-19, banyak orang bekerja berjam-jam dari rumah seakan tak ada lagi jam kerja pasti.
Sehingga, menjaga work-life balance (keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi) terasa semakin sulit.
Namun, menetapkan batasan antara pekerjaan dan waktu pribadi tetaplah penting untuk kesehatan fisik dan mental kita.
Orang-orang yang merasa tidak puas dengan keseimbangan antara waktu pribadi dan pekerjaan, dua kali lebih mungkin memiliki kesehatan yang buruk, menurut studi baru yang diterbitkan di BMC Public Health.
Para peneliti menganalisis hasil 6th European Working Condition Survey, yang mencakup tanggapan dari 32.275 pekerja di lebih dari 30 negara.
Para wanita yang disurvei memiliki hubungan yang sedikit lebih kuat antara work-life balance dan kesehatan, sementara pria lebih cenderung tidak puas mengenai bagaimana pekerjaan mereka cocok dengan gaya hidup mereka.
Studi dari tim peneliti Jerman ini bukan yang pertama kalinya mengaitkan perilaku kerja dengan kualitas kesehatan.
Dalam meta-analisis yang diterbitkan di The Lancet pada tahun 2015, penulis studi menemukan orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu memiliki peningkatan risiko stroke dibandingkan mereka yang bekerja pada jam normal.
Studi lain yang diterbitkan dalam The Journal of Vocational Behavior mempertimbangkan bagaimana keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi berkaitan dengan kesehatan mental, serta kepuasan kerja dan kehidupan.
Orang-orang yang melaporkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan mereka cenderung tidak mengalami kecemasan dan depresi.
Namun, menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi seringkali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Dua pakar karier menjelaskan cara untuk menyeimbangkan keduanya, mengutip dari Insider.
1. Tetapkan prioritas apa yang penting bagi kita
Jebakan pekerjaan terlalu banyak terjadi, kata pelatih karier dan kepemimpinan Kathy Caprino.
"Saya menyebutnya 'perfeksionis berlebihan' --melakukan lebih, tepat dan perlu serta mencoba untuk mendapatkan A + di semua itu," tulis Caprino dalam email ke Insider.
Agar tidak mengambil pekerjaan terlalu banyak, Caprino merekomendasikan agar kita menetapkan prioritas yang jelas.
Dia menyarankan kita untuk bertanya pada diri sendiri, "Apa yang paling penting bagi kita secara pribadi?" dan "Apa yang akan kita sesali saat kita berada di akhir hidup dan melihat ke belakang?"
"Bagi kebanyakan orang, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bukanlah 'saya berharap saya bekerja lebih keras,'" tulisnya.
"Ini lebih tentang koneksi dengan orang lain, aktivitas fisik, waktu menikmati alam, mengalami lebih banyak hal menyenangkan, dan lain-lain."
2. Jadwalkan istirahat
Kita telah membuat jadwal waktu berkualitas, tetapi sulit untuk secara mental meninggalkan pekerjaan ketika ruang kerja kita berada di ruang tamu.
Eefke Jansen, pelatih karier yang berfokus dalam keseimbangan pekerjaan dan kehidupan, mengatakan pentingnya menghentikan pekerjaan ketika kita sedang istirahat.
"Tidak hanya mengatur ponsel dalam kondisi silent, tapi matikan ponsel sehingga kita tidak terganggu oleh dering di saku kita," kata Jansen kepada Insider.
"Itu memungkinkan kita untuk meninggalkan pekerjaan, terutama sekarang, saat pekerjaan ada di sekitar kita."
Hal ini juga berlaku ketika jam makan siang, kata Jansen. Meskipun kita tergoda untuk makan di depan komputer, kita akan lebih produktif setelah istirahat 30 menit.
akan siang di ruangan lain atau di luar rumah akan membantu kita memulihkan tenaga.
3. Luangkan waktu untuk berolahraga
Selama istirahat, Jansen merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik apa pun yang nyaman bagi kita.
"Berolahraga sangat penting untuk mengurangi stres, karena mengeluarkan hormon endorfin yang membuat perasaan menjadi baik," katanya.
"Itu juga mengajarkan tubuh untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap stres."
Jika kita tidak ingin olahraga lari, tidak masalah. Kita bisa mendapatkan manfaat serupa dari berjalan-jalan atau melakukan kegiatan lain di luar rumah, kata Jansen.
Kita dapat memanfaatkan kesempatan untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan teman.
4. Jangan merasa bersalah jika mengambil langkah mundur
Caprino mengatakan, sebagian besar profesional bekerja memiliki kebutuhan dan ingin lebih banyak waktu istirahat, tetapi mereka merasa bersalah atau malu untuk meminta hal itu.
Tanpa kemampuan mengambil langkah mundur, banyak orang akan bekerja sendiri sampai kelelahan, katanya dalam email.
"Jika kita tidak memperjuangkan apa yang kita butuhkan dan inginkan, dan tidak membuat sikap untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kegiatan non-kerja lainnya, kesejahteraan fisik dan emosional kita akan terganggu."
*Sumber: kompas.com