Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Musim penghujan yang intens datang pada bulan Februari 2020 ini, memberi dampak tersendiri bagi para petani bawang merah di Desa Sumurcinde, Kecamatan Soko.
Pasalnya, tanaman bawang yang ditanam hingga proses panen, mengalami pertumbuhan kurang maksimal sehingga berpengaruh pada harga jual produk dari petani ke pasaran pedagangaupun pengepul.
"Hanya laku Rp 1.500 saja Mas per kilo, soalnya panenan bawang merah kali ini ukurannya kecil. Kalau yang super per Kg Rp 9.000. Harganya merosot," keluh Bambang, petani bawang merah di Dusun Maner, Desa Sumurcinde, Senin (24/2/2020).
Alhasil, warga petani setempat yang menanam bawang merah pun dibuat kecil hati. Dari harga jual normal, yakni Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per Kg, kini turun drastis dibawah 10% harga normalnya.
"Ya mau bagaimana lagi. Waktu ngasih pupuk kemarin, hasilnya nihil. Begitu mupuk, malamnya kena hujan deras. Tanaman ya rusak, nggak bisa maksimal pertumbuhannya," jelasnya lagi.
Hal serupa juga dipaparkan oleh Abidin. Ia mengaku bahwa tanaman bawang merah warga sekitarnya memiliki pertumbuhan daun yang terlalu cepat. Bahkan, bagian daun roboh dan membusuk, namum perkembangan biji belum begitu maksimal.
"Nggak begutu banyak yang tanam, hanya beberapa yang sudah berpengalaman dan cukup modal. Karena memang resikonya tinggi," kata lelaki yang juga sebagai Kepala Dusun di Desa Sumurcinde itu. [feb/ito].
Musim Penghujan, Harga Bawang Merah Merosot
5 Comments
1.230x view