Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Bupati Tuban Fathul Huda pada Jumat (8/11/2019) sore meninjau tanggul Sungai Bengawan Solo yang ambles di perbatasan Desa Sembungrejo dan Kedungrojo, Kecamatan Plumpang.
Tanggul penahan banjir sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, turun 2,5 sampai tiga meter dari posisi awal. Selain faktor alam, amblesnya tanggul diduga kuat disebabkan praktik tambang pasir yang berada di tikungan sungai.
Kepada Bupati Huda, Camat Plumpang Saefiyudin berkata per hari ini sudah masuk 27 rit pedel. Semuanya merupakan hasil swadaya masyarakat dan stakeholder se-Kecamatan Plumpang.
"Jika tanggul ini jebol lumbung padi se-Kecamatan Plumpang dan rumah penduduk akan terdampak," kata Asep sapaan akrabnya.
Adapun panjang tanggul yang ambles kurang lebih 125 meter. Upaya sementara dilakukan dikeruk menggunakan excavator Dinas Lingkungan Hidup (DLH), BBWS Bengawan Solo dan swadya seluruh elemen.
Kepada Reporter blokTuban.com, Bupati Huda menilai semua pihak telah kompak koordinasi memperbaiki tanggul. Jikalau temuan BBWS tambang pasir berpengaruh, tentu harus ditertibkan sesuai peraturan daerah.
"Kalau melanggar Perda ya ditutup. Ini buktinya tidak ada satupun penambang pasir," terang Bupati dua periode itu.
Perbaikan tanggul ini merupakan sharing antara Pemkab dan BBWS beserta tenaga warga Plumpang. Sementara ini dana awal yang telah tersedot sebanyak Rp143 juta. [ali/col]