Reporter: Nidya Marfis H.
blokTuban.com - Pembangunan Plaza Ikan Tuban (PIT) yang digadang-gadang mampu mendongkrak sektor perekonomian dan mensejahterkan nelayan, khususnya di Kelurahan Karangsari. Kenyataannya belum berjalan optimal, karena masih banyak pedagang ikan, khususnya ikan asap yang mengeluh dan akhirnya kembali berjualan di pinggir jalan.
PIT bangunan megah berlantai tiga yang menelan dana sebanyak Rp4,6 miliar yang bersumber dari APBD dan DAK. Baru diresmikan sekitar tiga bulan yang lalu tepatnya hari Selasa, (26/2/2019), bangunan ini didirikan dengan tujuan untuk menampung pedangan ikan, baik ikan segar maupun ikan asap yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan dan menggangu arus lalul-intas agar lebih rapi.
Namun berdasarkan pantuan blokTuban.com tercatat baru satu minggu bangunan ini diresmikan pedagang ikan asap yang sebelumnya telah disediakan lapaknya enggan menempati dan memilih berjualan di pelataran PIT. Mereka beralasan lapak yang ada di dalam PIT terlalu sempit dan tempatnya kurang nyaman sehingga banyak pengunjung enggan masuk ke dalam. Tiga bulan berlalu tepatnya hari ini Selasa (14/5/2019), pedagang ikan asap kembali berjualan di pinggir jalan. Terpantu ada empat pedagang yang kembali mebuka lapaknya di pinggir jalan.
Salah satu pedagang ikan asap yang kembali berjualan di pinggir jalan, Kasmi (43) mengatakan memilih kembali berjualan di pinggir jalan karena di PIT dagangannya sepi dan berakhir merugi karena ikan asap ini hanya mampu bertahan dua hari di luar ruangan, apabila tidak laku selama jangka waktu tersebut dengan terpaksa ia membuang dagangnya. Dia menambahkan, di PIT setiap harinya hanya mendapat 50 -200 ribu, sementara ia harus mebayar utang kepada pengepul ikan berjumlah jutaan.
"Ikan-ikan ini saya utang dulu ke pengepul nanti baru saya bayar, saya jual ikannya, kalau nggak laku-laku bagaimana saya bisa bayar ke pengepul," ungkap Kasmi.
Lebih lanjut, Kasmi lebih nyaman berjualan di pinggir jalan karena pendapatnya lebih banyak dan tidak ada persaingan antar pedagang.
"Alhamdulillah kalau disini lebih enak soalnya tidak berebut pembeli, dan pendapatan juga lumayan banyak,"ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan pedagan ikan asap yang juga kembali berjualan di pinggir jalan, Zainal (47) mengatakan berjualan di PIT paling banyak ia hanya mendapat 55 ribu, karena kebanyakan pengunjung yang berhenti di PIT lebih tertarik membeli ikan segar dari pada ikan asap. Selain pendapatnya meningkat semenjak berjualan di jalan, juga dekat dengan rumahnya apabila ingin ditinggal untuk salat ia tak kuatir dagangnya akan hilang.
"Alhamdulillah, yang penting bisa ngirim uang ke anak yang ada di pondok," ungkap Zainal.
Tempat terpisah, Kepala Dinas Perikan dan kelautan Tuban, M. Amenan mengatakan ia sudah menerima keluah dari pedagang. Ia menambahkan, memang faktanya di lokasi yang sudah disediakan, pedagang merasa tidak nyaman dan sempit. Selain itu juga maunya pedagang kelihatan dari jalan. Dan terkait pedagang yang kembali berjualan di pinggir jalan, dalam waktu dekat ia akan melakukan penertiban dan melakukan perbaikan di lokasi, agar penjual mersa nyaman berdagang kembali di lapaknya yang ada di PIT.
"Minimal tidak ada pedagang yang berjualan di jalan lagi, agar kebih tertib,"ungkapnya. [nid/lis]