Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Usaha pengolahan lahan jagung disekitar perbukitan Rengit, Desa Ngrejeng, Kecamatan Grabagan, agaknya memiliki pola panen yang berbeda dari wilayah lain. Pasalnya, dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk bisa benar-benar merasakan jarih payah olah lahan tersebut.
Hal tersebut dituturkan langsung oleh petani pengolah ladang setempat. Dari waktu normal panen, yang mana petani jagung biasanya dapat memproses langsung pada akhir 2018 lalu, petani disana harus menunggu jagung kering dari batangnya di lahan.
"Kebanyakan petani jagung disini ya panen belakang. Soalnya harus nunggu jagung kering langsung di ladang, ada sekitar 5 bulanan ini," kata Karsani, salah satu petani jagung yang ditujukan blokTuban.com, Minggu (31/3/2019).
Ditambahkannya lagi, jagung kering dari lahan tanam selama 4 bulan ini yang dipanen menghasilkan jagung yang bagus dan berkualitas. Panas siang hari yang memadai, membuat jagung kesat dengan baik.
"Untungnya harganya sekarang lumayan. Kalau dibilang rugi ya enggak Mas, termasuk sebanding dari proses pengeringan manual begin" ujar warga dari Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan tersebut.
Sementara itu, petani lain juga menuturkan hak yang sama. Proses pengeringan yang memakan waktu sampai 3 bulan lebih, tak membuat ciut hati petani. Bahkan dengan menunggu hasil jagung kering maksimal, petani dapat meraup untung yang cukup untuk proses olah lahan selanjutnya.
"Keringnya lama ya gak jadi masalah. Toh harganya layan tinggi kok, kemarin saja terakhir harganya 4000 rupiah per kilo. Itu yang keringnya bagus," ungkap Sutrisno. [feb/ito].
Tunggu 4 Bulan Kering, Petani Jagung Ini Baru Panen
5 Comments
1.230x view