Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Layanan ibadah haji yang diselenggarakan Kementrian Agama (Kemenag) dinilai memuaskan. Sesuai hasil Survey Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (SKJHI) tahun 2018 oleh Badan Pusat Statistik layanan haji masuk kategori sangat memuaskan.
‘’Indeksnya sampai angka 85,23. Ini luar biasa,’’ ujar Kepala Kantor Kemenag Tuban Sahid saat membuka acara Sosialisasi Penyelesaian Dokumen dan Perlengkapan Haji bagi Calon Jamaah Haji Tahun 2019. Acara dihadiri oleh Kepala KUA, penyuluh, KBIH, dan perwakilan IPHI.
Dia mengatakan, tahun lalu sebanyak 221 ribu orang yang beribadah haji regular. Dengan belakang pendidikan dan sosial budaya yang berbeda berhasil di akomodir oleh Kemenag. Pengaturan keuangan haji telah dibentuk BPKH (Badan Pengawas Keuangan Haji).
‘’Keberhasilan ini semua bukti kerja sama semua pihak, antara Kemenag, instansi terkait dan tak lupa peran KBIH setempat,’’ tambahnya.
Tahun ini, lanjut pria penyuka buah durian ini, semua pelayanan masih sama dengan tahun lalu. Dengan dasar regulasi yang diatur dalam UU nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
‘’Yang berbeda kemungkinan adalah terkait biaya haji yang naik. Karena saat ini BPIH masih dibahas,’’ ungkapnya.
Menurut Sahid, kemugkinan kenaikan BPIH ini karena ada beberapa pertimbangan. Di antaranya, biaya pesawat naik, seluruh komponen yang ada naik 5 persen dan ada penambahan 50 kanal konsumsi.
‘’Pemerintah Indonesia meminta kepada pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan pelayanan,’’ tutur dia.
Layanan yang diminta ditingkatkan itu adalah bis sholawat 24 jam, pelayanan hotel setara dengan hotel bintang tiga, upgrade perhajian utamanya transportasi dari Mekkah, Madinah dan Jeddah, dan upgrade tenda di Arafah, termasuk tambahan AC dan karpet.
"Banyak jamaah yang tidak tahu sebenarnya biaya ibadah haji sekitar Rp 60 juta. Kenapa jamaah membayar jauh di bawah nilai standar ? Karena disubsidi oleh pemerintah dari dana yang sudah kita setor di awal, ‘’ jlentreh pria berkacamata ini.
Untuk Kabupaten Tuban, data per 28 Januari tercatat 24.500 orang yang mendaftar. Ini berarti antrenya sekitar 24 tahun. Untuk tahun ini, jatah untuk Tuban turun dari 1000 orang menjadi 800 an calon jamaah haji.
‘’Kegiatan ini untuk memberikan penjelasan dan informasi yang tepat, serta pemahaman yang sama mengenai dokumen dan perlengkapan haji, sehingga kesalahan bisa diminimalisir sejak awal,’’ tambah Kasi Haji dan Umroh Umi Kulsum.
Acara yang digelar atas kerjasama Kemenag Tuban dengan kantor Imigrasi Tanjung Perak Surabaya itu selain peserta dari Tuban, juga hadir dari Kabupaten Bojonegoro, Kasubag TU, KBIH dan Kepala KUA sejumlah 30 orang.
‘’Narasumber dari Dukcapil, Pengadilan Negeri dan Imigrasi Tanjung Perak Surabaya,’’ tandasnya.[ono]