Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Selama satu tahun di 2018, Dewan Pendidikan Kabupaten Tuban banyak melakukan kegiatan. Selain pengawasam rutin di proses persiapan dan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB), ada kegiatan penting lain yang digelar.
Salah satunya adalah kegiatan Rembuk Daerah Pendidikan (RDP) yang menelurkan rekomendasi penting untuk majunya dunia pendidikan di Kabupaten Tuban. Juga menjadi tempat studi banding dari Dewan Pendidikan Kabupaten Pasuruan.
Selain itu, aktif memantau perkembangan dan persoalan yang muncul terkait pendidikan, siswa dan lembaga pendidikan. Peran aktif Dewan Pendidikan sangat terasa di bidang ini.
Semua hasil pemantauan, evaluasi, masukan dari masyarakat dan diskusi, dirangkum kemudian menjadi rekomendasi tertulis yang disampaikan secara resmi kepada bupati.
REMBUK DAERAH PENDIDIKAN
Rembuk Daerah Pendidikan (RDP) yang digelar di pendapa kabupaten, membahas 10 isu strategis. Di antaranya; masih banyak tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memenuhi standar kompetensi.
Banyak sarana dan prasarana pendidikan di satuan pendidikan dalam kondisi rusak serta belum memadai. Masih banyak anak usia dini yang belum mendapat pendidikan dini atau PAUD.
Banyak satuan pendidikan SD dan SMP yang belum memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan. Karena belum meratanya tenaga pendidik dan kependidikan.
Belum terbangun sinergitas tripusat pendidikan melalui mekanisme koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, dalam rangka penguatan pendidikan karakter.
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) masih terus muncul persoalan. Adanya pertentangan kuota atau pagu sekolah negeri dan swasta. Ada dikotomi penyelenggaraan pendidikan umum dengan pendidikan luar sekolah dan pendidikan luar biasa.
Masih belum sinkronnya penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud dan Kemenag. Masing-masing isu strategis itu dibahas oleh kelompok, dan muncul rekomendasi berdasarkan diskusi itu.
MENERIMA STUDI BANDING DEWAN PENDIDIKAN PASURUAN
Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sangat menarik perhatian. Keberadaan DUDI di tengah masyarakat, dirasa belum memberi kontribusi yang memadai di dalam pendidikan. Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Pasuruan datang ke Kabupaten Tubanuntuk tempat studi banding persoalan ini.
Rombongan diterima di aula Dinas Pendidikan Tuban. Kepala Dinas Pendidikan Nur Khamid menyambut langsung tamunya. Dia didampingi sejumlah kepala bidang di dinas. Dari Dewan Pendidikan Tuban juga hadir 6 orang yang dipimpin wakil ketua M. Syaichon.
Menjawab pertanyaan tamunya, Nur Khamid mengatakan, DUDI di Tuban sudah cukup baik. Di dunia pendidikan juga cukup terlihat. Sebab, ada perusahaan migas yang membantu mendirikan pusat belajar guru (PBG) yang dilengkapi dengan fasilitas dan penyiapan SDM. Peran dan kualitas guru juga ditingkatkan dengan berbagai pelatihan. Sedangkan perusahaan semen BUMN memberikan beasiswa dan bantuan-bantuan kegiatan dalam bidang pendidikan.
PEDULI NASIB SISWA
Dewan Pendidikan juga menyoroti kasus bunuh diri siswa kelas XII SMAN 1 Tuban, M. Noval At –Thoriq dengan cara gantung diri. Dewan Pendidikan meminta ada apa sebenarnya di balik kasus itu agar ditelusuri.
Karena saat itu, ada kabar yang beredar di masyarakat bahwa siswa tersebut sering dibully teman-temannya saat di sekolah. Bahkan, ada juga guru yang disebutkan pernah membully siswa itu di depan teman-temannya.
KETAT AWASI PPDB
Laporan adanya dokumen palsu untuk mendaftar ke sekolah menengah pertama negeri (SMPN) dalam PPDB menjadi perhatian. Ada laporan bahwa dugaan dokumen palsu digunakan untuk mendaftar di SMPN 1 Tuban dan di SMPN 3 Tuban.
Dewan Pendidikan langsung koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Hasilnya, Dinas Pendidikan minta pengelola pendidikan tegas menjalankan aturan. Panitia PPDB juga harus menjalankan aturan dengan tegas. Akhirnya pihak yang memalsu dokumen dicoret dari daftar siswa yang diterima.
PANTAU PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN UNBK
Dewan Pendidikan juga memantau persiapan sekolah dalam menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMA dan MA. Juga SMP dan MTs sudah bagus. Dewan Pendidikan ingin memastikan semua sekolah siap, sehingga pelaksanaan ujian lancar sampai akhir.
Sarana dan prasarana (sarpras) untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK) harus diperhatikan. Karena, jangan sampai siswa dirugikan karena pihak penyelenggara UNBK tidak siap.
Pada pelaksanaan UNBK di sekolah menengah kejuruan (SMK) ada pelajaran yang sangat berharga. Yakni UNBK diwarnai insiden listrik padam di hari kedua. Pemadaman listrik terjadi di wilayah Kecamatan Semanding. Yang menjadi korban siswa SMK Sunan Bejagung. Siswa kebingungan karena tiba-tiba listrik padam di tengah UNBK berlangsung.
Selama monev tim Dewan Pendidikan memberikan instrumen atau daftar pertanyaan yang harus diisi sekolah penyelenggara UNBK. Tim juga melihat langsung kondisi ruang dan pelaksanaan UNBK.
Anggota tim lainnya menyebar untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari sekolah. Baik dari kepala sekolah, guru, petugas IT untuk UNBK sampai pada peserta UNBK. Informasi yang didapat itu, diharapkan bisa menjadi masukan. Karena hasil monev itu menjadi salah satu bahan rekomendasi pada bupati. Jika misalnya ada pelaksanaan yang kurang baik, atau ada kendala, bisa langsung menyampaikan pada bupati.[ono]