Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Warisan budaya maupun tradisi di Bumi Wali, sebutan lain Kabupaten Tuban terhitung banyak bila ditelusuri secara detail. Akan tetapi, perlahan alur-alur budaya tradisi makin ditinggalkan oleh para generasi penerus pemuda kita sebab arus globalisasi kian padat.
Tak dipungkiri, keadaan tersebut sedikit banyak telah dirasakan oleh masyarakat umum. Dari hal itulah, strategi demi mempertahankan nilai tradisi khususnya budaya asli Tuban terus dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disparbudpora, Sumardi juga merasakan hal demikian. Perihal warisan budaya lokal, seperti Janggrung maupun Sandur khas Tuban sudah kalah dengan seni pertunjukkan yang lebih wah nan kekinian.
"Upaya kita masih sebatas edukasi kepada generasi muda," terang Sumardi.
Upaya edukasi yang dilakukan pada generasi muda, sambungnya, pihaknya berusaha jika setiap ada kegiatan kesenian selalu mengundang dan melibatkan siswa sekolah. Mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat sekitar Tuban.
Keterlibatan generasi muda yang masih dalam enyaman bangku sekolah itu, tak melulu digarap agar siswa-siswi diharapkan menjadi pelaku seni tradisi. Akan tetapi, lebih pada sebuah pendidikan bahwa sejarah dan budaya lokal Tuban ada, "Termasuk Siraman Waranggono Sinder, Sandur, tetap setiap kali ada even seni budaya kita undang mereka," jelasnya.
Selain itu, wujud gagasan dan upaya Disparbudpora dalam mempertahankan nilai tradisi budaya juga telah disosialkan kepada sejumlah SMP di Tuban Kota dan Semanding, serta SMA-SMK se-Tuban Kota dan Semanding.
"Ajang edukasi, ajang pembelajaran pada adik-adik bahwa sejarah budaya daerah mereka sendiri harus tahu," pungkasnya kepada blokTuban.com, Sabtu (24/11/2018). [feb/lis]