Reporter: -
blokTuban.com - Ada berbagai macam ketakutan yang dimiliki oleh orang. Ada yang takut pada laba-laba, takut ketinggian, takut ruang sempit, bahkan takut naik pesawat.
Ketakutan berasal dari konsep pikiran kita tentang suatu hal. Rasa takut yang berlebihan dapat menghambat keberlangsungan hidup kita. Oleh sebab itu, ketakutan harus diatasi.
Kuncinya adalah dengan mengetahui jenis ketakutan yang kita miliki, apa yang memicu ketakutan tersebut di masa lalu, dan belajar bagaimana melawannya.
Pernahkah kamu mengalami rasa takut ketika akan naik pesawat? Takut terbang adalah ketakutan yang paling umum, hampir semua orang mengalami ketakutan pada pengalaman terbang pertama kalinya. Bahkan ada juga yang mengalaminya setiap kali akan naik pesawat.
Setiap orang mengalami tingkat ketakutan saat terbang yang berbeda-beda, sehingga ada beberapa orang yang mengatasinya dengan cara mengonsumsi alkohol dan obat penenang selama perjalanan udara. Adakah cara lain untuk mengatasinya?
Apa yang menyebabkan munculnya rasa takut ketika terbang?
Beberapa orang memiliki banyak kecemasan dalam hidupnya. Ketika akan naik pesawat, sudah banyak pikiran-pikiran yang melintas, seperti takut jika pesawat mengalami masalah di tengah perjalanan, takut pesawat jatuh, atau terjadi kecelakaan lain.
Pada kasus tertentu, ditemukan juga yang mengalami penyesalan dan kebingungan ketika mereka berhasil melalui penerbangan tanpa hambatan.
Kita harus mengetahui jenis ketakutan tersebut, apakah ketakutan tersebut hanya muncul sesaat, atau muncul sepanjang penerbangan.
Jika kemunculan tersebut berulang, mungkin kamu mengalami fobia. Kondisi tersebut termasuk salah satu tipe dari gangguan kecemasan.
Fobia juga bisa merupakan respon emosional yang disebabkan oleh pemicunya. Contohnya, ketika kamu memiliki ketakutan yang tidak masuk akal terhadap air, ketakutan tersebut bisa berupa respon pengalaman seseorang tenggelam di masa lalu. Rasa takut terbang juga bisa disebabkan oleh fobia di masa lalu.
Langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi takut naik pesawat?
Kita bisa mengatasi ketakutan tersebut tanpa mengonsumsi obat penenang atau alkohol dengan beberapa cara berikut ini:
1. Menemukan pemicunya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pemicu adalah kunci untuk menyembuhkan rasa takut kita. Carilahi pemicu tertentu, sehingga kita bisa mengelola rasa takut. Sebab, untuk menyembuhkan suatu kondisi, kita harus menyembuhkan penyebabnya.
Jika pemicunya adalah karena takut berada di ruang sempit yang mengapung di udara selama beberapa jam, kita bisa duduk di sebelah jendela atau membayangkan langit luas sampai merasa tenang.
2. Bekali diri dengan berbagai pengetahuan seputar pesawat
Jika memang sering cemas, sebaiknya kamu mencari informasi berupa fakta mengenai penerbangan itu sendiri. Otak kita sering berandai-andai sendiri dan membuat kita ketakutan membayangkan berbagai kejadian menakutkan yang mungkin terjadi.
Namun, ketika sudah membekali diri dengan fakta, pikiran buruk tersebut akan sedikit berkurang. Memang tidak bisa menghilang sepenuhnya, tapi mengelolanya menjadi minimum itu lebih baik daripada sepanjang perjalanan kamu diliputi kecemasan.
3. Antisipasi kecemasan
Kita dapat berusaha mengelola rasa takut dengan tindakan antisipasi. Hal ini sering dialami semua orang. Kita akan merasa lebih baik jika tahu apa yang perlu dilakukan ketika kekhawatiran itu menjadi nyata.
Namun, kecemasan yang dialami saat terbang tidak selalu akurat dengan prediksi kita. Biasanya apa yang kita cemaskan pun berlalu begitu saja, kenyataannya bahkan terjadi lebih baik dibandingkan asumsi atau bayangan kita.
4. Bedakan kecemasan dan bahaya
Terkadang sulit membedakan respon yang disebabkan oleh takut atau bahaya, karena tubuh bereaksi sama terhadap keduanya. Pastikan bahwa ketakutanmu adalah berupa kecemasan.
Kita bisa meyakinkan diri bahwa rasa cemas bukan berarti kita dalam bahaya. Ketika kecemasan dibiarkan, hal ini dapat membuat ketakutan menjadi semakin nyata.
5. Kenali bahwa akal sehat terkadang tidak masuk akal
Kecemasan bisa berupa trik yang menipu seakan-akan kita berada di dalam bahaya, padahal kita dalam keadaan yang aman. Kata hati pun akan berkata untuk menghindar dari yang membuat kita cemas.
Jika mengikuti perasaan tersebut, kita justru akan memperkuat kecemasan itu. Melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kecemasan juga bisa dicoba. Hal ini mungkin akan membuat kita merasa tak nyaman, namun kecemasan memang harus dilawan.
6. Menenangkan diri ketika terjadi goncangan
Kita harus mengelola kecemasan dengan meyakinkan diri bahwa pesawat sudah didesain sedemikian rupa sehingga mampu bertahan saat turbulensi. Jika selama ini semua baik-baik saja, maka kamu juga bisa melewatinya dengan baik.
Anggap saja turbulensi sebagai goncangan yang kita alami saat berkendara di dalam mobil yang melewati jalanan yang tidak rata. Kita bisa fokus pada hal lain, dibandingkan pada turbulensi.
7. Lakukan secara perlahan
Jika takut pada ketinggian, rasanya tak mungkin kita bisa naik ke bagian paling atas gedung pada hari pertama. Mungkin bisa saja dilakukan, namun mungkin kita akan enggan melihat pemandangan di bawahnya.
Kamu bisa mencobanya perlahan-lahan, bertahap setiap harinya, menaiki lantai demi lantai hingga akhirnya sampai ke atas.
Pun ketika takut terbang, apakah rasa panik tersebut datang ketika pertama menginjakkan kaki di bandara? Jika ya, maka kamu bisa ke bandara setiap hari, hanya berkunjung saja, tidak melakukan penerbangan.
Mungkin ini terdengar aneh, fungsi dari terapi ini adalah melihat secara objektif agar tempat tersebut tidak membuat kamu tertekan. Ketika sudah senang berada di sana, kamu mungkin bisa mengatasi semua pikiran saat naik pesawat.
8. Nikmati setiap penerbangan
Ketika mengalami penerbangan utama, kamu bisa kenali asumsi apa saja yang terpikirkan. Suatu saat mendapat kesempatan melakukan penerbangan lagi, kamu bisa lebih tenang. Latihlah otak untuk menjadi kurang peka terhadap pemicu ketakutan yang ada.
*Sumber: kompas.com