Reporter: -
blokBojonegoro.com - Dalam hubungan asmara, situasi naik-turun adalah hal biasa. Tapi, kita mungkin perlu berpikir, apakah kekasih kita kelak akan menjadi pasangan hidup kita atau tidak.
Walau masa depan tidak ada yang tahu, namun soal belahan jiwa ini seringkali bisa dilihat dari tingkat kesamaan dan kecocokan dengan pasangan.
Seringkali, meskipun kamu memiliki hubungan yang hebat dan menyenangkan dengan pasangan, namun kisah itu tak bisa dilanjutkan ke jenjang pernikahan.
Bagaimana mengetahuinya? Ya, ketidakkecocokan seseorang antara lain bisa dilihat dari potensi munculnya masalah jangka panjang yang sudah muncul dari sekarang.
Setidaknya, ada lima hal yang bisa diperhatikan sehingga kamu bisa menilai apakah pasanganmu saat ini orang yang tepat menjadi pendamping, atau selama ini kamu mengencani orang yang salah.
1. Tidak lagi tertarik dengan pasangan
Hal yang normal jika rasa ketertarikan kita dengan pasangan luntur selama hubungan berjalan. Nah, jika kamu sudah merencanakan pernikahan tapi merasa tak tertarik lagi dengan pasanganmu, maka jangan berharap lebih pada hubunganmu.
"Banyak orang yang menikah tanpa ketertarikan dengan pasangannya dan berpikir rasa tersebut akan lebih baik setelah menikah. Namun hasilnya, mereka justru mengalami frustrasi seksual sejak awal," kata konsultan hubungan dan pemilik Double Trust Dating and Relationship, David Bennett.
Jika kamu kehilangan ketertarikan fisik terhadap pasangan, menikah jelas merupakan rencana yang buruk.
2. Lingkunganmu membenci pasangan
Pada awal hubungan, banyak orang menjalaninya dengan konsep: "kita melawan dunia" karena hubungan dengan pasangan tak direstui keluarga dan teman.
Namun, pernikahantidak sekedar melibatkan dua orang saja, sehingga kamu membutuhkan persetujuan lingkunganmu terhadap siapa yang akan kamu pilih sebagai pasangan hidup.
"Kamu akan membutuhkan dukungan dari teman-teman dan keluarga, terutama jika berencana memiliki anak," kata Bennett.
3. Kamu memohon untuk dinikahi
Seharusnya, kamu tidak perlu susah payah agar pasanganmu menikahimu. Kamu dan pasangan mestinya sudah punya tujuan yang sama.
Bennett mengatakan ada banyak pasangan yang pernikahannya benar-benar diusahakan oleh satu pihak, sementara pihak lainnya merasa diseret atau terpaksa.
"Situasi ini akan membawa bencana karena salah satu pihak tidak melabuhkan hatinya di sana atau belum siap berumah tangga," kata Bennett.
Jika kamu merasa menjadi pihak yang berupaya keras membawa hubunganmu ke jenjang pernikahan sementara pasanganmu sebaliknya, maka itu merupakan tanda negatif bagi masa depan pernikahan kalian.
4. Kamu ingin memperbaiki pasanganmu
Mungkin kamu berpikir bahwa waktu bisa mengubah seseorang. Namun sayangnya, anggapan tersebut salah.
Seseorang akan tetap menjadi dirinya. Pasanganmu tidak akan bertransformasi menjadi orang yang hanya karena mengucap sumpah setia.
Pernikahan sangat jarang "memperbaiki" seseorang. Jika kamu ingin menikah namun mengalami situasi seperti ini, Bennett menyarankan untuk tak melanjutkan pernikahan.
"Jika pasanganmu sering selingkuh, mereka akan melakukannya bahkan setelah menikah. Jika pasanganmu orang yang penuh drama dan sering bertengkar lewat pesan singkat, maka mereka akan melakukan hal sama setelah pernikahan," kata Bennett.
5. Kamu lebih tertarik pada pernikahan ketimbang hidup bersama seumur hidup
Banyak orang memimpikan pernikahan yang hebat seperti cerita dongeng. Namun, jika kamu lebih tertarik dengan konsep pesta pernikahan tersebut ketimbang memikirkan bahwa kamu akan hidup bersama dengan pasanganmu selamanya, maka pernikahan tersebut sebaiknya tak dijalankan.
"Pernikahan adalah berkomitmen dengan satu orang, termasuk pengorbanan dan kewajiban. Maka, jika kamu lebih tertarik dengan pesta pernikahan dengan teman-teman ketimbang orang yang akan hidup bersama denganmu, maka kamu akan rentan mengalami perceraian," ujarnya.
*Sumber: kompas.com