Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com- Puncak kemeriahan semarak kemerdekaan Republik Indonesia sering kali dirayakan oleh desa maupun wilayah, dengan menggelar semacam pentad seni maupun panggung hiburan, seperti dangdut, orkes melayu, salawat Islami, pagelaran seni tradisi, dan lain sebagainya.
Dari berbagai jenis hiburan tadi, orkes melayu maupun hiburan Dangdut di panggung hiburan desa menjadi mayoritas pilihan warga. Akan tetapi, pada kenyataannya masih ada juga sejumlah warga maupun kelompok yang malah memicu hal negatif, seperti adanya perkelahian atau tawuran sebab saling senggol saat semua asyik berjoget ria menikmati alunan musik yang didendangkan.
Dari hal itu, pihak panitia penyelenggaralah yang otomatis kena imbas. Hiburan masyarakat yang harusnya diselipi dengan suka cita dan ceria, malah diwarnai aksi ricuh akibat oknum tak bertanggungjawab.
Namun begitu, para pemuda desa ini memiliki suatu aturan main guna meminimalisir kejadian atau hal negatif pemicu keributan. Seperti yang tampak pada acara panggung hiburan di Dusun Sumberdadi, Desa Prambontergayang, Kecamatan Soko ini.
Pada lokasi penyelenggaraan pesta kemerdekaan dan hari jadi Komunitas Rumbok Generation yang ke-12, di jalanan lingkungan sekitar terpampang tulisan "Membuat Keributan Mengganti Semua Biaya Acara," lengkap dengan tanda tangan cap komunitas.
"Jadi untuk meminimalisir ataupun mencegah kalau-kalau ada kejadian yang nggak diinginkan, seperti tawuran atau berkelahi," terang Viki, salah satu pemuda setempat yang juga sebagai panitia, Senin (27/8/2018).
Bisa dibayangkan, kalaupun ada seorang maupun segerombol pemuda yang membuat ricuh, panitia acara akan langsung menghentikan acara dan membawa si pembuat onar untuk bertanggungjawab langsung pada masyarakat umum. Sudah pasti, belasan juta rupiah bahkan lebih akan habis untuk semua itu.
"Ya, semoga saja bisa aman dan lancar, tanpa ada kerusuhan maupun keributan sedikitpun," tutupnya kepada blokTuban.com. [feb/col]