Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Musim kemarau tahun ini, menyebabkan lahan pertanian di sebagian wilayah Tuban selatan mengering. Akibatnya, petani harus memutar otak agar tetap dapat mengolah lahannya menjadi sumber pendapatan sehari-hari.
Di Desa Weden, Kecamatan Bangilan misalnya, petani memilih tanam tanaman palawija dan sayuran yang memiliki nilai jual cukup lumayan. Meskipun hal itu butuh tenaga ekstra buat mereka.
"Setelah ditanami padi dua kali, kita tanam jagung dan bayam, sebab hujan mulai jarang dan tanahnya kering," ujar petani Desa Weden yang bernama Lukman (48) saat ditemui di sawahnya, Senin (27/8/2018).
Menurut bapak dua anak ini, memilih tanaman bayam lantaran mudah dijual. Selain itu perwatannya tidak terlalu rumit.
"Setiap sepuluh hari bisa dipetik, sambil menunggu jagung kami panen," ucap suami Siti Muzayanah ini.
Di tempat terpisah, petani lain Pasi (70) bernasib sama. Pria yang sudah tidak lagi muda ini, harus membuat terobosan dalam produksi pertaniannya agar dapur di rumah tetap mengepul.
"Rata-rata sawah di sini dibiarkan kosong (bero), sebab airnya minim," tandas Pasi.
Pantauan blokTuban.com di lapangan, hamparan sawah milik warga Bangilan, Senori, dan Singgahan yang berada di jalur poros Kecamatan Singgahan-Senori ini tampak kering. Hanya ada beberapa hektar saja yang ada tanaman jagung, bayam, ubi jalar, dan krai. [rof/col]