Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Menjelang Pilpres 2019, akan marak bertebaran informasi hoaks. Karenanya, publik harus lebih berhati-hati share informasi yang didapat dari media sosial, seperti WhatsApp (WA), Instagram (IG), Facebook (FB) dan media sosial lainnya.
Hal itu disampaikan Koordinator wilayah Asosiasi Media Saber Indonesia (AMSI) Jawa Bali dan Nusa, Yatimul Ainun, Kamis (9/8/2018), usai mengisi acara melek digital di Bali.
Menurut pria berkacamata itu, jelang pesta demokrasi itu, saat momentum penentuan calon Presiden dan wakil Presiden, sudah banjir informasi hoaks. "Bahkan, ada juga media mainstream yang terkecoh dengan informasi hoaks dan memberitakan hal itu," katanya.
Secara ilmiah atau ilmu jurnalisme, jelas Ainun, yang dinamakan berita itu adalah fakta dan bukan opini apalagi fitnah. Yang hoaks itu adalah informasi. Bukan berita.
"Berita adalah fakta. Jika ada berita hoaks, jelas itu tak bisa dikatakan berita. Tapi informasi hoaks. Ini yang salah dipahami oleh publik. Salah menyebutkan," tegasnya.
Dari itu tegas Ainun, pihaknya mengajak kepada semua media mainstream, untuk kompak memerangi informasi hoaks.
Apalagi, di era digital yang dahsyat ini. media mainstream harus solid dan satu komitmen untuk memerangi dan memberantas informasi hoaks," katanya.
Salah satu untuk memerangi informasi hoaks tambahnya, adalah harus memperbanyak share atau menyebarkan berita positif, kreatif dan inspiratif.
"Jika menerima informasi apapaun, harus dicek dulu kebenarannya. Dicek dari mana informasi itu muncul dan apa media yang menyebarkan. Jika bukan media mainstream, bisa diragukan informasi itu kebenarannya," bebernya.
Pada Pilpres 2019 ini kata dia, menjadi momentum untuk terus mengkampanyekan informasi yang betul-betul fakta, inspiratif, kreatif dan edukatif.
"Media mainstream tidak boleh hanya mementingkan rating semata. Pembaca jangan disuguhi dengan informasi hoaks. Publik juga mulai sadar diri untuk tidak sebarkan informasi hoaks," terangnya.
Kewajiban memerangi informasi hoaks itu tidak hanya dilakukan oleh media mainstream, kepolisian atau TNI dan lembaga pemerintah lainya. Tapi, masyarakat, terutama generasi milenial harus bersama-sama perangi informasi hoaks, demi keselamatan bangsa ini," katanya.
Jelang Pilpres 2019, politisi, partai politik dan para tim sukses calon presiden dan wakil presiden, harus mengutamakan informasi yang mendidik, jangan malah menjadi pelopor penyebar hoaks, menyebar fitnah apalagi isu SARA. "Ayo, selamatkan Indonesia dari banjir, bencana atau tsunami informasi hoaks. Dalam hati dan pikiran kita harus dipasang hastag yang positif atau #2019GantiHoaks," harap Ainun. [pur/mu]