Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Gagalnya panen tanaman jagung milik petani di Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel beberapa waktu lalu menyisakan pedih bagi warga yang memiliki lahan pertanian disana.
Tak kurang dari 90 persen tanaman jagung yang telah susah payah dirawat mereka, harus rela diserobot hama tikus lebih dulu sebelum pemilik tanaman memanen. Alhasil, seluruh petani yang sebagian besar paling rugi berada di Dusun Sugihan tersebut hanya memanen batang pohon jagun atau lebih dikenal dengan sebutan 'tebon'.
Menanggapi kejadian itu, Kepala Desa (Kades) setempat berpendapat, bahwa terdapat sebuah kekeliruan pola tanam yang harusnya diperbaiki oleh petani. Sebab, setelah dilakukan pengamatan lapangan, pola tanam yang kurang kompak antara pemilik lahan satu dengan yang lain bisa meminimalisir hama tikus yamg meresahkan itu.
"Selain itu, bulan ini yang termasuk pertengahan tahun sudah musim hama tikus. Banyak kerugian petani bukan sebab wabah lho, tapi memang sudah musim," jelas Suhadi S, Kades Sumberejo.
Menurutnya, musim hama tikus tersebut tak hanya terjadi di desanya sendiri, melainkan tetangga desa, yakni Punggulrejo juga mengalami hal serupa. Tikus banyak berkeliaran memangsa tanaman apa saja, tak peduli itu jagung ataupun padi.
"Kalau pola tanam sudah baik, selanjutnya digiat kan untuk antisipasi ataupun meminimalisir tikus. Bisa dengan gropyok tikus, atau cara yang lain," imbuhnya.
Masih kata Kades, bila mana antisipasi dan cara tersebut dilakukan serentak oleh warga petani, sudah dapat dipastikan jika pencuri tanaman nomor satu itu bisa berkurang secara signifikan.
"Terlebih lagi bagian lahan dekat gerombolan pohon bambu itu, hampir setiap tahun gak ada hasil. Persembunyian tikus ya disitu markasnya, maka dari itu petani pun haruslah kompak," tutupnya. [feb/col]