Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Di era milenial saat ini, banyak kawula muda lebih cenderung sibuk dengan urusan gadget dan perkembangan zaman kekinian. Tak dipungkiri lagi, tahun demi tahun kapasitas petani usia muda kian terkikis oleh zaman. Minat pemuda untuk bertani tergeser dengan berbagai mode dan gaya hidup yang mempengaruhi.
Di samping itu, biaya proses tanam kian naik, disertai harga sewa lahan semakin tinggi juga menjadi faktor-faktor penunjang minat pemuda untuk bertani. Dari hal tersebut, muncullah gerakan sejumlah petani muda di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang yang peduli dengan pemuda, khususnya di bidang pertanian.
Pemuda-pemuda yang berusia antara 25 hinga 30 tahun itu terus berusaha mengajak pemuda di sekitarnya untuk terjun kepanjangan, yakni ke sawah agar bisa melihat potensi yang bisa digali dan dikembangkan dari tanah yang subur tersebut.
"Kurangnya minat bertani bagi pemuda adalah soal lahan. Minimnya lahan bagi anak-anak muda petani kecil dan mahalnya biaya tani ini yang menjadi kendala yang sangat mendasar selama ini," papar petani muda di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang, Moh. Iswanto (25) kepada blokTuban.com.
Dengan bertani dan mengolah lahan dengan berbagai tanaman, Iswanto bersama 6 orang petani muda desa setempat terus berupaya memikat para pemuda lewat aktivitas pertanian berikut hasil pengembangannya.
Para petani muda yang perlahan sadar akan potensi pertanian ditangannnya, berharap agar semakin hari dan tahun-tahun yang akan datang petani muda di wilayahnya semakin banyak. Adanya petani yang berusia muda, tentunya akan memunculkan terobosan-terobosan baru yang lebih kreatif dan inovatif.
"Kami berharap kepada semuanya, khususnya pemerintah Kabupaten Tuban supaya lebih peduli lagi dengan petani muda. Dari pandangan kami, minat pemuda untuk bertani sangatlah minim," imbuhnya.
Fungsi dari pada pengembangan sektor pertanian bisa menentukan kapasitas kesejahteraan masyarakat. Mengingat lagi, sebagian besar masyarakat di wilayah Kabupaten Tuban bermata pencaharian sebagai petani. Petani sebagai penyumbang dan pahlawan devisa negara dari kalangan menengah ke bawah.
"Mencoba berusaha terus. Jika yang tua sudah tak ada, terus yang muda gak mau bertani, siapa lagi yang bakal meneruskan bidang pertanian ini," pangkasnya mengingatkan. [feb/ito]