Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Ada tradisi tahunan yang sampai sekarang masih dilakukan sebagian masyarakat kita: mengunjungi makam sanak family yang sudah meninggal setelah melaksanakan salat Idul Fitri.
Bagi sebagian orang, mengunjungi makam seperti "silaturahmi". Para orang mengajak anak-anak mereka agar mengetahui dimana keluarga dan nenek moyang mereka dimakamkan. Tidak hanya itu, mereka juga menyebutkan nama-nama orang yang terbaring di makam.
"Biar mereka tahu, siapa nama embah dan saudara-saudaranya. Lebih bagus lagi kalau mengetahui silsilah di atasnya," kata Rasdu (60), seorang warga ketika ditemui di pemakaman umum Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Tidak kalah penting ketika mereka mengunjungi makam, adalah membersihkan, menabur bunga dan mendoakan keluarga yang sudah meninggal dunia. Juga melakukan refleksi kalau kelak mereka akan mengalami takdir yang sama.
"Anak-anak juga perlu diajari untuk mendoakan orang tua, doa anak soleh kan termasuk salah satu amalan yang tidak terputus," kata Jaim (40), peziarah di wilayah pemakaman Sugihan, Jatirogo, Tuban.
Tidak semua masyarakat mengunjungi makam leluhur setelah salat Idul Fitri. Ada yang melakukan di hari terakhir bulan Ramadan, ataupun saat malam takbiran. Di Tuban, tradisi ini tidak hanya dilakukan warga pedesaan, tapi juga warga yang notabene berada di lingkungan perkotaan. [pur/rom]