Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Pasar Tradisional merupakan suatu wadah bagi masyarakat untuk berdagang dan menjalankan usaha-usaha kecil menengah. Proses jual beli, serta usaha peningkatan kualitas hidup dimulai dari sana.
Di samping ramainya peluang dagang di Pasar tradisonal, namun tak sedikit juga masyarakat kita yang lambat laun mulai meninggalkan dan beralih belanja ke tempat yang ditengarai lebih memuaskan kebutuhannya. Mulai dari sarana prasarana, mutu, dan kualitas.
Dalam kunjungannya ke salah satu pasar tradisional di Kabupaten Tuban, tepatnya di pasar Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bagaiman keadaan pasar tradisional saat ini.
Untuk kesekian kalinya, pihaknya berharap agar perlindungan pasar tradisional harus ada prioritas. Anggaran pada renovasi pasar tradisional bisa meningkatkan daya saing dalam segi sarana prasarana, serta memicu peningkatan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Harus ada prioritas anggaran. Jadi, mesti harus ada pencocokan program Pemprov dan Pemkab. Hampir disemua pasar tradisional, kita harus memberikan pelayanan aman dan nyaman seperti halnya mereka pergi ke pasar modern," ujar Khofifah kepada blokTuban.com, Minggu (27/5/2018).
Mantan Menteri Sosial era Jokowi itu juga menambahkan, meskipun tak dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) seperti pasar modern, namun pasar tradisional harus memberikan rasa nyaman kepada para pengunjung yang datang. Bisa dibayangkan, pandangan umum tentang pasar tradisional saat musim penghujan tiba, pasar akan menjadi becek dan kotor sebab kondisi kurang memadai.
Jika suasana pasar aman dan nyaman, hal tersebut bisa mendorong peningkatan kinerja dari berbagai pelaku usaha micro dan kecil menengah di pasar tradisional.
"Di pasar ini, usaha micro banyak, usaha kecil banyak. Nah, ini yang memberikan kontribusi PDRB sampai lima puluh empat persen untuk UMKM," sambungnya.
Cagub kelahiran kota Surabaya tersebut menilai, di pasar Tradisional Rengel memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didominasi oleh kalangan usaha micro dan kecil. Sedangkan usaha menengah hanya sedikit.
Dari hal itu, pihaknya berharap agar kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mendapatkan proteksi lebih supaya tetap menjaga kestabilan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kontribusi yang sangat besar terhadap PDRB dari sektor UMKM juga harus mendapatkan proteksi, agar iklim usaha lebih kondusif lagi," tandasnya. [feb/ito]