Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Datangnya kemarau terik pasca musim penghujan lalu membawa berkah tersendiri bagi perajin gerabah di Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan.
Satu-satunya perajin gerabah tradisional di wilayah tersebut, Bu Narti (45) mengatakan, panas matahari saat kemarau mmeningkatkan kualitas hasil kerajinan yang dibuatnya.
"Kalau kemarau seperti ini bisa lebih bagus hasilnya. Lebih cepat juga pengeringannya. Karena Gerabah trasisional seperti ini butuh waktu yang panjang, satu bulan baru jadi sempurna" ujar Bu Narti kepada blokTuban.com, Jumat (11/5/2018).
Dia juga menambahkan, saat musim penghujan lalu, proses pengeringan gerabah miliknya memakan waktu lebih lama dibanding musim kemarau ini. Butuh waktu dua bulan lebih, saat musim penghujan datang tak kenal waktu.
"Pas hujan, dua bulan lebih baru jadi. Pengeringannya di samping rumah sana. Perlu di tutup platik agar tak terkena air dan cepat kering. Kalau panas begini, langsung jemur di halaman saja," tambah ibu empat anak itu di tengah aktivitasnya.
Narti tak pantang menyerah membuat dan mempertahankan karya tradisional yang digunakan untuk memasak, meski saat ini kompor elpiji kian menjamur.
"Tetap buat Gerabah setiap hari, meskipun yang pesan hanya sedikit. Hanya dari daerah Grabagan sini dan Rengel saja," pungkasnya. [feb/col]