Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Naik turunnya harga berbagai jenis tanaman cabai di pasaran umum, tak sepenuhnya dipikirkan oleh para petani di berbagai wilayah. Seperti para petani cabai di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Patokan harga yang setiap jam mengalami kenaikan serta penurunan, tak digubris amat oleh petani disana. Sebab, pada musi panen kali ini, para petani mengaku bahwa bisa membawa hasil panen dengan maksimal saja sudah cukup melegakan mereka.
"Alhamdulillah, cabainya cukup subur. Masalah harga, kita nggak begitu pusing. Toh setiap jam naik turun," terang seorang petani cabai di Desa Jadi, Gito kepada blokTuban.com, Rabu (25/4/2018).
Sebab tak jadi masalah, lanjut lelaki yang sedang melakukan panen cabai bersama Erni, istrinya, tanaman cabai di sekitar lahan pertanian berkontur tanah merah itu bisa didapatkan hasil panen sampai puluhan kilo setiap harinya.
Para petani mulai pagi sampai sore mengumpulkan cabai-cabai yang banyak digunakan untuk keperluan dapur itu ke pemborong. Pukul 19.00 petang, petani sudah harus menyetorkan hasil perolehan panen ke pemborong yang datang menggunakan kendaraan truk, maupun pick up pengangkut cabai.
"Sehari, mulai pagi sampai sore, kita bisa memetik cabai yang sudah siap panen sampai enam puluh kilo. Jam tujuh malam sudah harus disetor. Kalau tidak, ya nggak bakal laku," pungkasnya.
Sementara itu, data yang dihimpun blokTuban.com dari warga dan petani Desa Jadi, harga per Kilo gram (Kg) dari tanaman cabai yang dipetik oleh petani setempat lalu dijual ke pemborong dihargai antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per Kg.
Angka tersebut juga tak bisa melulu dijadikan patokan oleh mereka, warga petani cabai. Sebab, jika ada kekurangan stok dari pihak pemborong pusat mengalami kekurangan, bisa saja harga cabai bisa melambung tinggi seketika itu juga. [feb/ito]