Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – ‘’Pandangan saya, remaja saat ini sangat memprihatinkan. Baik secara jasmani maupun rohani. Mereka seperti mesin yang bernyawa, dan bagaikan sebuah mainan,’’ begitu penilaian Endang Mutu, siswa berprestasi asal SMA Muhammadiyah Tuban ini.
‘’Mereka hidup seenaknya saja seperti tidak memiliki aturan. Tingkah laku, sikap, gaya hidup, dan cara berfikir mereka juga memprihatinkan. Karena kebanyakan remaja sekarang terutama pada kalangan pelajar lebih mementingkan hidup berlebihan, berfoya-foya atau hendonis dibandingkan dengan belajar,’’ sambungnya.
Menurut Endang, remaja jaman now lebih suka ergi ke cafe atau hanya sebatas jalan-jalan. Remaja banyak yang enggan untuk pergi ke tempat yang lebih berfaedah untuknya. Mereka bermalas-malasan dan terlena dalam kesenangan sesaat.
‘’Bayangkan, kebanyakan di antara pelajar sekarang, ketika datang ke sekolah, duduk, dan menunduk. Apa kalian tau sedang apa mereka? Yahh..alhamdulillah saja kalau mereka menunduk karena membaca buku ataukah membaca alQuran, tetapi ini malah sebaliknya. Mereka asyik memainkan gadget, entah apa yang dilihatnya,’’ keluh cewek yang tinggal di Kelurahan Panyuran, Palang ini.
Lebih mirisnya lagi, ujar gadis yang bercita-cita ingin jadi dokter dan penulis ini, saat ini banyak generasi muda yang mulai terjebak terjebak pada narkoba. Padahal benda itu berbahaya jika digunakan secara berlebihan. Juga haram menurut agama.
Kebanyakan dari mereka, menurut gadis yang pernah mendapat special award ajang cipta cerpen oleh ME Awards di Sidoarjo ini, karena pergaulan dan kurangnya kasih sayang orang tua. Teman dekat adalah faktor yang paling dominan. Teman bisa membawa ke jalan yang benar, juga bisa sebaliknya. Menjerumuskan kita ke hal yang negatif.
‘’Harapan saya, semoga generasi yang akan datang bisa menjadi lebih baik lagi. Terhindar dari ganasnya narkoba. Dan mampu untuk menjadi pelopor pergerakan bangsa dan negara. Marilah kita satukan tekad untuk bersama-sama memberantas narkoba,’’ ajak gadis berjilbab yang juga ingin jadi penulis ini.
Endang yang pernah menjadi juara 2 cipta cerpen dalam festival art dan juara harapan 1 cipta artikel di Unirow ini juga mengajak para pemuda untuk menulis. Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan besar Indonesia, kata dia, pernah mengatakan bahwa menulis adalah sebuah keberanian. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Menulis dimulai dari niat dan tekad yang kuat, bisa dimulai dari hal yang terkecil dahulu. Misalnya dengan menulis di buku diary.
‘’Menulislah dengan kata sederhana, atau membuat tulisan sebagai catatan kecil. Dan jika ini dilakukan secara rutin kita akan semakin terbiasa,’’ ungkapnya membagikan salah satu resep menulisnya.
Budaya menulis, menurut dia, ada karena membaca. Karena dengan membaca, bisa menguasai separuh dunia. Karena itu, harus memiliki ketekunan dalam membaca. Membaca kunci utama keberhasilan.
‘’Karena membaca akan menambah wawasan kita, pengetahuan kita, dan mampu untuk meningkatkan pola berfikir kita yang lebih luas,’’ bebernya.
Menulis itu mengikat ide. Kata dia. Karena itu, budaya literasi secara cerdas dan kreatif harus terus digalakkan. Menjadikan literasi sebagai tradisi atau kebiasaan. Jangan pernah takut tulisan tidak dibaca orang. Setidaknya tulisan kita akan berguna di kemudian hari.
‘’Ingatlah pesan Pramoedya Ananta Toer. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah,’’ tandasnya.[ono]